BKKBN Gelar Rakernas di Jakarta



KILASBERITA – Tantangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dalam Revolusi Industri 4.0 semakin berat dengan target penurunan angka kelahiran, peningkatan kesertaan ber-KB metode modern, penurunan tingkat putus pakai kontrasepsi, peningkatan pemahaman masyarakat tentang isu kependudukan serta menurunnya Keluarga Pra-Sejahtera.

Namun, untuk menjawab tantangan tersebut, juga diperlukan penguatan sinergitas, komitmen, dan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan mitra kerja di seluruh tingkatan wilayah dalam upaya pencapaian sasaran strategis yang disusun dalam RPJMN 2015-2019.

Karenanya, BKKBN menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program KKBPK tahun 2019 dan Simposium Nasional memasuki era revolusi industri 4.0 yang dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta (25/2). Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan seluruh arah dan kebijakan serta strategi Pemerintah yang disusun dapat terlaksana dengan terarah, efektif dan efisien dalam pencapaian target/sasaran RPJMN 2015-2019.

Rakernas KKBPK tahun 2019 kali ini mengambil tema “Meningkatkan Sinergitas Implementasi Program Kerja Pusat dan Daerah dalam Mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan Keluarga Berkualitas”, dan Simposium Nasional tahun 2019 dengan tema “Tantangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Pada Era Revolusi Industri 4.0”.

“Lakukan telaah/evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan yang sudah dijalankan BKKBN seiring dengan Family 4.0., peningkatan akses dan kualitas, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi termasuk melalui Kampung KB, peningkatan kapabilitas dan SDM pengelola program KKBPK; penyediaan data informasi kependudukan dan keluarga berkualitas; serta terlibat secara aktif dalam pergaulan dunia sehingga diperoleh pertukaran informasi terkini terkait era 4.0.” pinta Wapres dalam arahan saat membuka Rakernas tersebut.

Sementara itu Sekretaris Utama BKKBN, Nofrijal menjelaskan, bahwa sasaran strategis BKKBN yang harus dicapai dalam Renstra Tahun 2015-2019 antara lain menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) dari 1,38 % per tahun pada tahun 2015 menjadi 1,21 % per tahun pada tahun 2019. Menurunkan Total Fertility Rate (TFR) per perempuan usia reproduksi dari 2,37 tahun 2015 menjadi 2,28 tahun 2019, meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) semua metode dari 65,2% menjadi 66%,  menurunkan kebutuhan ber KB tidak terlayani/Unmet Need dari jumlah pasangan usia subur (persen) dari 10,6 % tahun 2015  menjadi 9,91 % tahun 2019. Menurunnya Age Spesifik Fertility Rate (ASFR) dari 46 pada tahun 2015 menjadi 38 per 1000 perempuan kelompok Umur 15-19 tahun pada tahun 2019. Menurunnya persentase kehamilan yang tidak diinginkan pada Wanita Usia Subur dari 7,1 % tahun 2015 menjadi 6,6 % pada tahun 2019.

“Diharapkan BKKBN dapat berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama dalam menyusun, mengembangkan dan menindaklanjuti berbagai kebijakan dan strategi Program KKBPK sehingga pelaksanaan dan kegiatannya dapat memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan, termasuk masyarakat kurang mampu yang bertempat tinggal di wilayah padat penduduk, wilayah nelayan, daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan sebagainya," harap Nofrijal.

Pembukaan Rakernas dihadiri para Menteri Kabinet Kerja, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama BKKBN, Kepala Dinas OPD KKBPK Provinsi se-Indonesia dan akademisi.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Perwakilan BKKBN Prov.Sumut, Temazaro Zega berharap, dukungan yang kuat dari Pemerintah Pusat serta mitra kerja terkait membawa perubahan yang signifikan terhadap peningkatan pelaksanaan Program KKBPK khususnya di Sumatera Utara. (REL ERNIYATI)

Komentar