KILASBERITA
- Anggota DPRD Sumut Muchri Fauzi (foto) heran melihat kinerja Gubsu H Edy
Rachmayadi dan Wakilnya H Musa Rajekshah yang sudah setahun lebih menjabat,
namun hingga kini belum merampungkan pelantikan pejabat eselon II dan III di
jajaran Pemprovsu.
“Katanya
bermartabat, tapi melantik pejabat aja gak kelar-kelar sampai sekarang, gimana
ini,” kata Muchri, politisi Partai Demokrat itu kepada media di kantornya,
kemarin.
Menurut
Muchri, selain tidak kelar, terdengar berbagai kritik di tengah masyarakat yang
menyebut, pemilihan para pejabat eselon menuai kritik dan bermasalah.
Sejumlah
kalangan menilai, sudah setahun lebih sudah ada tujuh atau delapan kali pejabat yang
dielantik, namun hingga akhir Agustus 2019 masih ada sejumlah pejabat eselon II
yang harusnya sudah dilantik, namun urung dilaksanakan tanpa diketahui
alasannya.
Sebanyak 9
jabatan eselon II untuk mengisi 9 organisasi perangkat daerah (OPD) di
lingkungan Pemprov Sumut, masih belum terisi meskipun Panitia Seleksi (Pansel)
sudah selesai melaksanakan tugasnya menyeleksi dan telah menyerahkan
nama-namanya untuk dipilih gubernur. Namun Gubernur Sumatra Utara, Edy
Rahmayadi, menyebutkan hasil seleksi dari Pansel itu masih dipelajarinya.
Pertimbangan hasil penilaian yang masih jauh dari ekspektasinya, menjadi
alasannya mengapa sejauh ini belum mengisi jabatan eselon II yang lowong di 9
OPD itu
Gubernur ingin
pejabat eselon II tidak saja pintar, tetapi juga harus kompeten. Sayangnya,
kriteria itu masih sulit ditemukannya atas hasil seleksi dari Pansel itu.
"Misalnya orang keuangan diakan harus jago soal uang, bagian air dia harus
jago soal air," kata Edy menjawab wartawan di Kantor Gubsu, Jalan
Diponegoro Medan, Kamis (22/8/2019).
PINTAR-PINTAR
Edy lagi-lagi
menyebutkan nama-nama hasil seleksi itu pintar-pintar, hanya saja kompetensinya
tidak tepat. "Pasti kalian nanti bingung juga itu. Saya kan usernya, saya
pemakainya. Jadi cita-cita ke depan itu harus diawaki orang yang tepat,"
katanya.
Dalam
penempatan pejabat eselon II, tambah Gubernur Edy, dilakukannya tanpa
berdasarkan unsur like and dislike. "Kalau like and dislike nanti
saudaraku semualah yang kerja itu," sebut Edy, yang saat itu didampingi
Asisten Administrasi Umum dan Aset, M Fitriyus, dan Kepala Biro Humas dan
Keprotokolan, Hendra Dermawan.
Lalu dengan
belum adanya sosok yang tepat sesuai kompetensinya, apakah nantinya lelang 9
jabatan eselon II akan diulang?. Gubernur Edy memberi isyarat tidak
mengulangnya. Alasannya karena persoalan waktu dan biaya, juga karena lelang
ulang tidak menjadi jaminan untuk mendapatkan sosok eselon II yang kompeten.
Dengan begitu,
apakah lantas nama-nama hasil seleksi untuk mengisi jabatan eaelon II di 9 OPD
itu akan dibuang?. Edy membantahnnya. "Bukan begitu, nanti marah orangnya.
Nanti dulu kita lihat kemana cocoknya, iya kita lihat oke," pungkas Edy.
Sebelumnya,
Edy juga membantah adanya isu beredar bahwa akan ada pelantikan pejabat eselon
II pada Jumat (23/8/2019). "Apa apa, ah... isu kalian dengar," jawab
Edy membantah isu itu. (tim)
Komentar
Posting Komentar