Direktur LIPPSU Azhari AM Sinik: Kerjaan Asal Jadi, Ratusan Proyek di Dinas PU Medan Terancam Putus Kontrak
KILASBERITA - Direktur Lembaga
Independen Sumatera Utara (LIPPSU) Azhari AM Sinik (foto) menegaskan, ratusan proyek fisik, termasuk pengerjaan
drainase dan jalan yang dananya bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum Pemko Medan terancam
putus kontrak. Itu terjadi selain lantaran kinerja aparat dinas PU Medan yang tidak
profesional, juga para rekanan yang terkesan bekerja asal jadi mengejar target jelang
berakhirnya kontrak kerjaan.
“Sedari awal kita sudah melihat proyek
di Dinas PU Medan dipastikan bermasalah, pascaterangkapnya Walikota Medan
Dzulmi Eldin terkait dugaan korupsi dan penyuapan,” kata Azhari AM Sinik kepada
pers di Medan, kemarin.
Namun menurut Ari Sinik, imbas
tertangkapnya Eldin seharusnya membuat semua pihak, termasuk para petinggi di Dinas
PU Medan makin profesional, sehingga proyek yang dananya bersumber dari APBD
Medan dapat dilaksanakan tepat waktu dan mutu.
Berdasarkan investigasi tim LIPPSU di
lapangan, banyak pekerjaan drainase dan pembetonan jalan di sejumlah jalan,
termasuk Jalan Amaliun, Jalan Nibung Raya, Jl Durung dll, terkesan dikerjakan
buru-buru, mengingat kontrak kerjaan
yang akan berakhir dalam beberapa pekan lagi.
“Dari amatan LIPPSU, semua pekerjaan yang
dikerjakan perusahaan rekanan
tersebut berpeluang mengalami putus kontrak, karena pengerjaannya dinilai tidak
tepat waktu dan kurang mutu. Bahkan saat ini ada rekanan
pelaksana pekerjaan belum menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan progres yang
telah diatur, karena diduga pejabat di PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Dinas PU
Kota Medan terkesan tidak mau menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ).
Padahal, sudah ada nama pemenang lelang proyek Pembangunan Drainase-Pembetonan
Drainase di Jalan Irigasi Raya, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan
Tuntungan tanggal 11 September 2019 lalu. Sang pemenang, CV Evolution sudah
ditetapkan sebagai pemenang untuk mengerjakan proyek drainase itu tanggal 11
November 2019 lalu. Sesuai jadual yang dibuat PPK Dinas PU sendiri, SPPBJ itu
harusnya sudah terbit tanggal 19 September, barulah kontraktor mulai kerja.
“Semakin lama dikeluarkan, semakin lama
pekerjaan dilakukan. Dan semakin lama dimulai pekerjaan, akan semakin sempit
batas waktu pengerjaan. Hal itu bisa
membuat kontraktor terburu-buru menyelesaikan proyeknya. Hasilnya
kemungkinan besar tidak akan maksimal, “ kata Ari Sinik.
Selain itu, LIPPSU juga melihat ada perusahaan
yang sudah menang tender tiba-tiba dikalahkan dan diganti dengan pemenang
tender yang telah disiapkan sebelumnya. Masalah lain di pihak pemborong
sendiri, lanjut Ari Sinik, yang harus dibenahi ke depan adalah sebagian besar
rekanan tidak memiliki alat sendiri dalam melaksanakan kegiatan. “Rekanan
bekerja dengan modal selembar kertas berupa surat dukungan dari pihak ketiga
yang menyewakan peralatan. Ke depan, mestinya ada pembinaan supaya kerjaan yang
dilakukan jangan makin hajar aja atau yang penting untung.
Dengan kondisi yang awut-awutan yang
bersumber dari Dinas PU Medan, Ari Sinik menegaskan, dengan segera berakhirnya
kontrak kerja, semua proyek pekerjaan
jalan dan proyek drainase terancam putus kontrak. Dan besar kemungkinan, semuanya
kejar tayang alias asal jadi saja. Yang penting telah dikerjakan walaupun
lelangnya penuh dengan kecurangan.
TIDAK PROFESIONAL
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt)
Kepala Dinas PU Kota Medan, Zulfansyah, mengatakan, ada beberapa faktor
penyebab serapan anggaran di organisasi perangkat daerah (OPD) yang dipimpinnya
minim. Salah satunya adalah kontraktor atau pelaksana proyek tidak profesional.
"Ada faktor lain selama ini kurang
profesional, ada yang kurang modal, mungkin seperti itu. Tapi kondisinya ya,
mungkin faktornya itu. Kondisi psikis (OTT Wali Kota Medan) satu, kejadian
kemarin," ujarnya kepada wartawan, di Medan, Kamis (4/12/2019).
Bukan hanya itu, bentuk kontraktor di
Dinas PU Medan dapat dilihat dari minimnya informasi terkait pelaksanaan proyek
mulai dari masa kerja hingga anggaran yang dialokasikan.
"Syarat proyek itu ada plank
informasi, mulai dari jenis pekerjaan, durasi hingga anggaran. Saya minta itu
dipasang supaya jangan jadi proyek abal-abal," ungkapnya.
Seperti diketahui, realisasi serapan
anggaran belanja langsung atau proyek fisik di Dinas PU Medan masih Rp250,9
miliar atau sekitar 35,44% dari total anggaran keseluruhan Rp 708,1 miliar.
"Ini kita kejar terus, kerja siang
malam. Semaksimal mungkin serapan anggaran diupayakan, sampai akhir tahun
bisalah serapannya 50 %," ungkapnya. (tim)
Komentar
Posting Komentar