Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumut Diminta Kendalikan Harga Rempah-rempah

KILASBERITA - Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumut (TPH) diminta untuk ikut mencari langkah untuk mengendalikan harga rempah-rempah yang naik dratis gara-gara wabah penyakit corona.
Informasi yang dihimpun, akibat wabah corona, harga rempah-rempah seperti jahe merah, temulawak, dan kunyit naik sampai lima kali lipat di pasaran.
Pekan lalu, penjualan rempah-rempah di Pasar Petisah Medan meningkat hingga tiga kali lipat.
“Dibandingkan sebelumnya, permintaan rempah-rempah naik hingga tiga kali lipat. Rempah-rempah paling dicari yakni jahe, jahe merah, induk kunyit, serai, kencur dan temulawak,” jelas salahseorang pedagang rempah di Pasar Petisah, A Pasaribu, kepada wartawan, Rabu (4/3).
Meski permintaan sejumlah jenis rempah melonjak, menurut Pasaribu, pasokan masih aman untuk melayani pembelian. “Kata pembeli, rempah-rempah itu akan dijadikan olahan minuman. Katanya, berkhasiat menangkal dini wabah virus corona dengan menjaga stamina tubuh,” kata Pasaribu.
Biasanya, kata dia, ia menjual rempah-rempah paling banyak 20 kilogram per hari. Namun setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua WNI yang positif terjangkit virus corona, penjualan melonjak hingga 60 kilogram.
Atau melonjak tiga kali lipat. “Permintaan ini naik mulai hari ini. Saya sampai ambil barang dua kali ke pemasok,” jelas Pasaribu.
Data penjualan di Pasar Petisah Medan, harga jahe merah yang biasanya Rp30 ribuan per kilogram, naik menjadi Rp45 ribu per kilogram.
Temulawak yang biasanya di bawah Rp20 ribuan per kilogram, naik menjadi Rp 25 ribu per kilogram.
Sedangkan rempah-rempah jenis lainnya masih harga normal. Namun penjualan meningkat. “Jahe kami jual seharga Rp30 ribu per kg, induk kunyit Rp30 ribu, kencur Rp30 ribu, dan serai Rp7 ribu.
Banyak yang memanfaatkan untuk dijadikan jamu. Cara mengolahnya cukup direbus saja, nanti airnya diminum,” katanya.
Pasokan rempah-rempah di Pasar Petisah didistribusikan melalui Pusat Pasar Kota Medan.
Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
Rempah-rempah dicari karena dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh melawan virus corona atau Covid-19 yang sedang mewabah di dunia. Alhasil, harga rempah pun ikut melonjak.
Sejumlah pembeli mengatakan, rempah-rempah seperti jahe dinilai ampuh mengatasi penyakit corona, sehingga terpaksa membeli untuk kebutuhan stock di rumah.
Namun, karena jumlah pembeli semakin banyak, warga lain juga terkejut dengan makin melambungnya harga-harga rempah-rempah tersebut.
Warga meminta Pemprovsu dalam hal ini Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumut (TPH) untuk mengendalikan harga rempah-rempah tersebut.
Jahe dan rempah-rempah lainnya seperti temu lawak dan kencur dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh melawan virus Covid-19 yang sedang mewabah.
Apakah pedagang senang? Pasaribu mengaku senang sekaligus khawatir. Karena adanya lonjakan permintaan dari pembeli dikhawatirkan membuat sejumlah komoditi menjadi langka. “Kalau permintaan terus begini, bisa-bisa nanti makin langka. Ini aja harga terus naik,” tandasnya.
Tak hanya di Medan, lonjakan penjualan rempah-rempah juga terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Khususnya jenis temulawak, jahe, sereh, dan kunyit.
“Sekarang harganya (temulawak) Rp40.000 per kg, biasanya saya jual cuma Rp10.000 per kg,” kata Suyadi salah satu pedagang Pasar Kemiri, Rabu (4/3).
Selain temulawak harga rempah-rempah yang juga melonjak adalah jahe, sereh dan kunyit. Namun kenaikan harga rempah-rempah tersebut tidak sesignifikan harga temulawak.
“Jahe harganya sekarang Rp40.000 per kg dari Rp20.000 per kg. Sereh Rp10.000 per kg dari Rp6.000/kg dan kunyit Rp12.000 per kg dari 5.000 per kg,” paparnya.
Permintaan rempah-rempah tersebut diakui Yadi terjadi lonjakan sejak dua hari lalu atau bersamaan dengan diumumkan adanya dua warga Depok yang terkena virus Covid-19.
“Sejak senin banyak yang nyari (beli) mungkin karena ada yang kena (Corona) kemarin,” ceritanya.
Dirinya terpaksa menaikkan harga jual karena harga dari Pasar Induk sudah naik. “DI Induk saja harga Rp40.000 (temulawak) langka barangnya. Ada tapi sedikit. Jadi ya saya jualnya juga sesuai harga karena naik jadi saya naikkan juga,” tuturnya.
Kenaikan harga rempah tradisional juga ditemui di Pasar Palmerah, Jakarta Barat. Salah satu pembeli, Tri harus mengocek kantong dalam-dalam untuk satu kilogram jahe. “Abis dari pasar Palmerah harga jahe Rp80.000/kg, temulawak Rp40.000 per kg,” ungkap Tri. (erniyati)

Komentar