Anggota DPRDSU Minta Pemerintah Atasi Anjloknya Harga Getah Karet di Kecamatan Bandar Pulau



KILASBERITA65 – Pemerintah didesak normalkan anjloknya harga karet di sejumlah daerah, termasuk di Kecamatan Bandar Pulau, Asahan.

"Pemerintah didesak normalkan anjloknya harga karet terutama di Kecamatan Bandar Pulau," kata anggota DPRD Sumut, H Santoso SH (foto), pekan lalu.
Permintaan ini disampaikan anggota dewan dari Dapil V yang mencakup Asahan, Batubara dan Tanjungbalai ini setelah mengamati langsung terkait harga getah karet.
Harga getah karet di Kabupaten Asahan dikabarkan anjlok, menyentuh angka Rp 3.000 - Rp 4.000 per kilogram.
Harga ini merupakan harga terburuk sepanjang 2 dekade terakhir.
Di Kecamatan Bandar Pulau, harga getah karet, yang sebelumnya mencapai Rp. 6.500 – Rp. 8.500 / kg, sekarang hanya tinggal Rp. 3.000 – Rp. 4.000 / kg.
Saat ditemuai oleh para petani yang ada di Desa Aek. Nagali Kecamatan Bandar Pulau pada mengaku sangat kecewa dengan harga karet ini.
"Mereka mengatakan bisa bisa kami bukan mati karena corona, tapi mati karena kelaparan akibat harga karet seperti ini," kata beberapa petani.
"Jangankan untuk makan untuk menutupi biaya produksi saja tak bisa. Bayangkanlah, kami harus beli minyak kereta, belum lagi untuk beli pupuk, upah memanen, dll ungkap petani karet," ujar mereka.
Salah satu agen karet yang dijumpai mengatakan, anjoknya harga karet karena terhentinya proses ekspor karet di masa pendemi ini.
"Kami biasanya buang karet ini ke Pabrik PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate. Tapi sekarang pabrik tersebut tidak menerima karet kampung lagi, mereka hanya mengelola hasil karet perkebunan milik mereka sendiri, " ungkap seorang agen karet.
Satu-satunya Penghasilan
Terhadap anjloknya harga karet, anggota DPRD Sumut H Santoso meminta pemerintah benar-benar mencermati kenaikan ini.
"Karet satu-satunya penghasilan para petani sebagai mata pencarian untuk anak istri mereka," kata anggota dewan dari Fraksi Demokrat ini.
Jika dibiarkan, lanjut mantan anggota DPRD Asahan 2014-2019 ini, situasinya semakin tidak baik.
"Para petani sangat berharap pemerintah segera memberikan solusi untuk masalah ini, apalagi karet merupakan satu-satunya penghasilan mereka. Mereka harus menafkahi anak istri," lanjut anggota Komisi A DPRD Sumut ini.
Begitu juga dengan harga Tandan Buah Segar (TBS), Santoso meminta Pemprovsu melakukan peninjauan langsung ke lapangan.
Sebagaimana ditetapkan Tim Penetapan Harga TBS Provinsi yang terbentuk berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/215/KPTS/2017, harga TBS Rp 1.736,74/kg
Bahwa harga TBS Provinsi Sumatra Utara periode 22-28 April 2020 tertinggi untuk umur 10-20 tahun sebesar Rp 1.736,74/kg. (erniyati)

Komentar