KILASBERITA65 - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPRD Sumut, Hendro Susanto (foto) berpendapat, silaturahim PKS dan Akhyar Nasution merupakan bentuk lanjutan komunikasi yang intensif untuk samakan persepsi dan gagasan.
“Silaturahim PKS dan Akhyar selain bertujuan samakan persepsi, juga sebagai wujud kebersamaan dan kebangsaan untuk Kota Medan yang lebih baik ke depan,” kata Hendro, Jumat (17/7).
Hendro merespon pertemuan tertutup PKS dengan Akhyar Nasution di Kantor DPW PKS Sumut, Jl Kenanga Raya No 51, Medan Selayang, Selasa (14/7).
Pertemuan itu merupakan rangkaian komunikasi yang dimulai dari tingkat DPD PKS kota Medan, lalu dilanjutkan ke tingkat DPW, dan akan difinalisasi ke tingkat pusat.
Hendro menyambut gembira pertemuan tersebut, karena hal itu merupakan bentuk lanjutan komunikasi yang intensif untuk menyamakan persepsi dan gagasan.
Terutama dalam menghadirkan demokrasi dan pembangunan berkelanjutan di Kota Medan.
“Masyarakat Medan sangat berharap bahwa Pilkada 9 Desember 2020 tidak mau adanya kotak kosong dalam kontestasi pemilihan kepemimpinan di Kota Medan,” ujarnya menambahkan.
Ketika ada pihak pihak yang memaksakan agar terjadi lawan kota kosong, maka Hendro menilai ini sebuah kemunduran dalam berdemokrasi.
Oleh karena itu, kita membutuhkan figur-figur yang bisa menjawab kegelisahan masyarakat sebagai pemilik demokrasi sesungguhnya.
Hendro menjelaskan, terkait pertemuan PKS dan Akhyar merupakan keinginan dari tokoh masyarakat, dan agama Kota Medan.
Mereka berharap bisa memiliki lebih dari satu pasangan bakal calon walikota dan wakil walikota Medan.
“Sehingga kontestasi pilkada pada 9 Desember 2020 di Kota Medan lebih menarik dan memunculkan antusias masyarakat untuk menggunakan hak suaranya,” tuturnya.
Hak Suara
Terkait pilkada dalam kurun waktu 2 periode sebelumnya, Hendro menyebutkan, jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya jauh dari target angka nasional.
“Pada periode kemarin, terjadi peningkatan 2 kali lipat, dan kami PKS berharap pada pilkada 2020 ini bisa tembus ke angka nasional.,” katanya.
Bahkan, lanjut Hendro bisa lebih, yakni 70% yang menggunakan hak suara.
Dia berharap, momentum pilkada Kota Medan harus digunakan untuk mengadu gagasan yang segar untuk membangun ini ke depannya.
“Karena sesungguhnya kepemimpinan itu adalah khadimul ummah (pelayan bagi masyarakat),” sebutnya.
Di samping itu, Hendro melihat figur Salman Alfarisi dan Akhyar Nasution ini dua sosok yang yang berani, tegas, mau mendengar aspirasi masyarakat.
“Mereka juga berinisiatif dalam kebaikan, dan bisa merangkul semua lapisan masyarakat,” imbuhnya.
Secara pribadi, Hendro melihat, jika dikehendaki, Pak Ustad Salman dan Pak Akhyar ini adalah pasangan yang bisa membuat masyarakat Medan bersemangat dalam berdemokrasi.
“Dan tentu saja diharapkan, mampu memiliki spirit dalam membangun dan bisa membuat tersenyum,” pungkas Hendro. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar