KILASBERITA – Tokoh Pendidikan Medan, Masrul Badri (foto) mengatakan, Dinas Pendidikan perlu melakukan pemetaan untuk menganalisa belajar siswa pada masa Covid-19.
“Harus dibuat pemetaan belajar siswa pada masa Covid-19 dengan komprehensif,” kata Masrul Badri kepada wartawan di Medan, Sabtu (22/8).
Mantan Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan mengomentari terkait siswa belajar daring di rumah.
Disebutkannya, Dinas Pendidikan harus merespon pandemi Covid-19 dengan langkah-langkah strategis dan melibatkan partisipasi masyarakat.
Menurut Masrul, dari pelaksanaan
program Belajar dari Rumah (BDR) periode Maret-Juni lalu, dinas pendidikan
sudah bisa mendapatkan angka persentase keaktifan belajar siswa dan sebarannya.
Persentase ini akan menunjukkan
berapa banyak siswa yang setiap hari belajar, kadang-kadang belajar, dan tidak
belajar sama sekali.
Data ini penting agar dinas
pendidikan bisa membuat kebijakan untuk mencegah terjadi penurunan kemampuan
belajar siswa (learning loss).
Semakin jarang anak belajar, maka
kemampuan dan kecepatannya memahami materi belajar juga akan menurun.
Akibatnya, dalam jangka waktu
lama, kondisi ini bisa memicu meningkatnya angka putus sekolah buat masa depan.
Masrul menambahkan, selain
pemetaan tingkat partisipasi belajar, dinas juga harus melakukan pemetaan moda
belajar siswa.
Seluruh siswa sebenarnya harusnya
mampu mengakses pembelajaran menggunakan moda daring. Namun pada kenyataannya,
banyak siswa yang tidak bisa mengakses moda daring ini.
"Saya melihat ada empat
kelompok siswa, pertama siswa yang memiliki android sendiri dan mampu membeli
paket internet," katanya,
Kedua, siswa yang memiliki
android tapi tidak mampu membeli paket internet.
Ketiga, siswa yang menggunakan
android milik orang tua yang belum tentu tergunakan setiap saat oleh siswa.
Dan ke empat, siswa yang sama
sekali tidak memiliki android.
Arah
KebijakanMenurutnya, hasil pemetaan tingkat partisipasi dan moda belajar, akan menentukan arah kebijakan dan program untuk memastikan anak-anak belajar dari rumah.
Berdasarkan pemetaan ini, tentu
tidak boleh intervensi pembelajaran yang sama kepada seluruh siswa.
"Harus sesuai dengan kondisi
kelompok siswa berdasar hasil pemetaan," terang mantan Plt Kadisdik Medan
ini.
Masrul menambahkan, pandemik
Covid-19 ini merupakan situasi darurat, sehingga butuh kolaborasi dengan semua
pihak untuk menghadapi tantangan berat ini.
Kolaborasi mencakup peranserta
tokoh-tokoh masyarakat, swasta dan organisasi kemasyarakatan lainnya, sehingga
dapat terbagi peran lintas pihak.
"Selain itu, melalui peta ini, program-dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan siswa, " ujar Masrul. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar