Disbudpar Apresiasi: Event OSC HDT 2020 di Prapat Dapat Melestarikan Danau Toba

 MEDAN -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengapresiasi kegiatan Event OSC HDT 2020 di Prapat. Kegiatan ini diharapkan dapat melestarikan Danau Toba.

Hal itu disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Informasi Disbuspar, Dra Debbie R Br Panjaitan, Kamis, (24/09).

Menurut Debbie, pihaknya sangat mengapresiasi dan terima kasih sekali kepada seluruh Panitia Event On line Singing Contes Horas Danau Toba 2020 (OSC HDT 2020).

Dengan Judul lagu yang akan diperlombakan adalah “Horas Danau Toba”, yang diprakarsai  Ev Jhonriwan Sipayung bersama panitia pelaksana, dan panitia OSC Horas Danau Toba 2020.

Di bawah pimpinan Allan Marbun, SE, pihaknya telah berupaya sedemikian rupa untuk menggali kembali akan kebesaran budaya Batak di kawasan Danau Toba.

Terutama di masa-masa sedang terjadi hukum alam berupa pandemi Covid-19 saat ini.

Lebih lanjut, Debbie mengatakan, hal seperti ini sangat dibutuhkan. 

"Karena, mulai dari pemerintahan di tingkat pimpinan pusat dan kepala daerah di Sumut, sudah menjadikan Danau Toba itu menjadi prioritas," katanya. 

Bahkan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo sendiri sudah menjadikan kawasan Danau Toba itu adalah super prioritas pembangunan.

Infrastruktur 

Sebagaimana  diketahui , pembangunan-pembangunan infrastruktur. Seperti jalan raya lintas tol, juga terus dibenahi. Ini lah merupakan aspek disibilitas Presiden RI Joko Widodo saat ini.

Dengan menjadikan Danau Toba sebagai Distinasi Pariwista bertingkat Internasional, berbasis Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba itu harus dilakukan semua pihak.

"Karena banyak harus dibenahi, dijaga dengan baik. Dikarenakan, Danau Toba itu sudah disahkan, bahwa Danau Toba sudah menjadi Anggota UNESCO Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba, pada Tanggal 07 Juli 2020 yang lalu, " katanya.

Artinya, Danau Toba itu sudah menjadi Taman Mini milik Dunia. Dengan kata lain, sudah menjadi milik bersama, yang harus kita jaga.

“Yang mana, konsep Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT) itu ada 3 hal, yaitu konserpasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat,” ucap Debbie.

“Oleh karena itu, diharapkan kepada masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba, marilah kita bersama-sama menjaga akan kebersihan dan akan keindahan Danau Toba itu sendiri," imbaunya. 

Apalagi, secara legalitas, pemerinah sudah membuat konservasi (Undang-undang Hukum-red). Bahwa, siapapun yang merusak konservasi itu, maka akan ditindak dengan tegas, untuk diajukan ke pengadilan negeri.

"Seperti situs Budaya harus dikonservasi bahkan alam, air, tumbuh-tumbuhan dan semua yang ada didapat di kawasan Danau Toba tersebut,” ucap Sekretaris Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba tersebut.

“Dengan adanya rencana pelaksanaan Event OSC HDT 2020 ini, sekali lagi saya katakan. kita sangat mengapresiasinya. Akan tetapi diharapakan, dapat mempromosikan Danau Toba, bukan lagi Danau Toba yang indah (O Tao Toba Na Uli-red). Tetapi Danau Toba yang sudah mendunia, karena kita sudah mempunyai Sertifikat UNESCO nya.

Jadi, karena Event OSC HDT 2020 ini sudah online, nanti kita juga akan masukkan ke website itu sendiri. Yang juga, nanti Lagu-lagunya akan kita seleksi. Tujuannya adalah, bagaimana orang yang melihat dan mendengarkan, menjadi semanagat, bergairah akan terus mengunjungi Danau Toba itu.

Dan bagi pencipta lagu, silakan perbanyak lagu-lagu yang diciptakannya. Tetapi, diharapkan juga bahwa lagu-lagunya itu dapat menggambarkan Danau Toba itu destinasi bertaraf Internasional berbasis Geopark. (erniyati)



Komentar