DPRD Sumut Minta BWS II Bangun Bronjong Penahan Air Sungai Babura

 KILASBERITA - DPRD Sumut minta Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II bangun bronjong penahan air di Sungai Babura, yang selama ini jadi langganan banjir di Medan. 

"Kalau tidak segera dibangun bronjong atau semacam penahan pinggir sungai, dipastikan rumah-rumah penduduk akan hanyut tergerus banjir yang terjadi di Sungai Babura," anggota DPRD Sumut, Jubel Tambunan, kepada wartawan.

Sebab, sungai yang membelah Kota Medan ini kerap banjir dan mengikis bibir sungai, sehingga terjadi longsor.

Dia mengatakan itu pada rapat dengar pendapat dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Dinas SDA, CKTR (Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang) Sumut, yang dipimpin Ketua Komisi D H Anwar Sani Tarigan. 

Hadir anggota Komisi D Rony Reynaldo Situmorang, Ari Wibowo dan Tangkas Manimpan Lumbantobing.

Ditambahkannya, keluhan masyarakat ini sudah berulang disuarakannya melalui media maupun melaporkan secara langsung ke instansi terkait, tapi belum ada tindak-lanjutnya.

Sehingga kondisi rumah penduduk yang berada di pinggir Sungai Babura, khususnya Perumnas Simalingkar sudah sangat membahayakan.

Bahkan menurut politisi Partai Nasdem ini, ambruknya pinggiran sungai di sepanjang Sungai Babura di Perumnas Simalingkar itu belum pernah terjamah pembangunan. 

Padahal setiap 15 tahun sekali terjadi banjir bandang yang datangnya dari hulu sungai di kawasan Bandarbaru Sibolangit.

Atensi

Terhadap hal itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II Maman Noprayamin, ST, MT, segera siapkan berbagai langkah untuk bangun bronjong penahan air Sungai Babura, mulai dari kawasan Perumnas Simalingkar hingga hulu sungai.

"Kita akan siapkan desainnya, survei dan nanti kita tinjau lokasi Sungai Babura untuk memperoleh detail kerjaan," kata Maman Noprayamin.

Karena untuk mengatasi banjir di Kota Medan sudah menjadi atensi bagi Dirjen SDA (Sumber Daya Air).

"Masukan seperti ini sangat membantu kami, karena kadang anggaran di BWSS II tidak terserap seluruhnya, sehingga terpaksa dikembalikan ke Jakarta," ujar Maman.

Dia juga berjanji akan menurunkan tim untuk melihat secara langsung kondisi di lapangan.

Namun Maman juga menjelaskan, pihaknya sering menghadapi kendala untuk membangun penahan tebing sungai ataupun bronjong di sepanjang bibir sungai. 

Karena banyak rumah penduduk sudah berdiri di atas sungai maupun dibangun di jalur hijau.

"Sehingga perlu ada edukasi dari semua pihak kepada masyarakat agar jangan ada lagi ada pembangunan di atas atau dipinggir sungai, agar bisa memudahkan bagi kami untuk melakukan normalisasi maupun membangun tebing ataupun bibir sungai," ujar Maman.  (erniyati)



Komentar