MEDAN - Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Sumut dan Komisi C DPRDSU berpendapat, calon Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirtanadi yang baru idealnya berasal dari lingkungan perusahaan. Alasannya, sang dirut akan selalu lebih konkrit memecahkan masalah dalam perspektif pelayanan publik dan cenderung memikirkan rasio kerugian internal.
Hal itu disampaikan Ketua LAPK Ibrahim Nainggolan (foto) dan anggota Komisi C Timbul Sinaga yang dihubungi terpisah, Selasa (29/9).
Keduanya merespon nama-nama dirut PDAM Tirtanadi yang kini digodok panitia seleksi (pansel) melalui tahapan yang akan memasuki babak final.
Dari 10 nama yang ikut mencalonkan, kini sudah mengerucut menjadi 4 orang untuk dipilih menjadi direksi perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprovsu itu.
Pemilihan calon dirut dilakukan setelah pejabat sebelumnya, Trisno Sumantri dicopot tak sampai setahun menduduki jabatan tersebut.
Terkait sosok dari lingkungan internal, Ketua LAPK Ibrahim Nainggolan berpendapat, sang dirut dapat memetakan problem dan mencari solusi lebih konkrit dalam persepektif pelayanan publik.
"Pengalaman di bidang kerja yang bersangkutan, selalu jadi modal untuk meningkatkan kinerjanya," kata Ibrahim.
Sosok demikian, lanjutnya, perlu dipertimbangkan agar kinerja perusahaan dapat berkesinambugan dan terhindar dari pengaruh eksternal, dan diharapkan dapat mengutamakan pelayan terbaik.
Keutamaan pelayanan publik, lanjut Ibrahim, menuntut jajaran direksi untuk selalu memiliki respon terukur, aktif memetakan masalah, dan inovatif menyelesaikannya.
"Selain itu, dirut juga harus terampil dalam berkomunikasi dan memiliki manajemen solutif," ujar Ibrahim.
Disebutkannya, untuk melindungi konsumen, harus ada yang merawat komunikasi dengan pelanggan guna memastikan suara konsumen tersahuti secara terukur.
Hal itu perlu dilakukan mengingat secara kualitas dan kuantitas, masih ada problem yang belum bisa diatasi dari periode ke periode sekalipun dirut sudah sering berganti.
Ibrahim berterus terang bahwa pelayanan PDAM Tirtanadi sejauh ini masih jalan di tempat dan masih belum beranjak dari kategori BUMD yang masih tradisionil.
Senada, untuk mendongkrak kinerja dirut PDAM Tirtanadi yang baru dan jajarannya, anggota Komisi C DPRD Sumut, Timbul Sinaga berpendapat, mereka harus teliti menelaah cost production air yang dihasilkan dengan air yang dijual kepada masyarakat.
"Dalam beberapa pertemuan dengan Komisi C, saya sudah imbau buatlah parameter kinerja terukur, bagaimana kalau terjadi loss pengeluaran air terlalu besar dan mengimbanginya dengan efisiensi cost production-nya," ujar Timbul Sinaga.
Ditanya tentang sosok yang mumpuni, Timbul sesungguhnya tidak mempermasalahkan figur dari dalam atau luar.
"Tetapi jujur, idealnya sosok yang diinginkan adalah figur yang sudah terlebih dahulu menguasai manajemen air di perusahaan. Asumsi saya, dirut dari lingkungan internal cenderung memikirkan rasio kerugian internal, sehingga kalau dia terpilih, selalu berusaha memperbaikinya," sebut Timbul.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Independen Pemerhati Pembangunan Sumut (LIPPSU), Azhari AM Sinik mengingatkan Gubsu selaku pemangku utama PDAM Tirtanadi untuk tidak mencampuradukkan kepentingan kekerabatan, kedekatan dan kekeluargaan dalam memilih jajaran direksi yang baru.
"Jangan sampai celaka dua kali, cukup yang pertama saja dengan pemberhentian Trisno Sumantri," ujarnya. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar