MEDAN - KILASBERITA - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus kampanyekan tunda kehamilan bagi keluarga. Ini akan terus dilakukan meski di tengah wabah pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumut, Drs Temazaro Zega pada acara diskusi bersama wartawan di Aula BKKBN Sumut. Hadir di sana Sekretaris Yosrizal Batubara.
Saat ini, kendala yang dihadapi BKKBN adalah terganjalnya program Keluarga Berencana (KB), khususnya soal Tubektomi atau Metode Operasi Wanita (MOW).
Disebutkan, dampak Covid-19 antaranya, gangguan dalam memenuhi kebutuhan Keluarga Berencana. Termasuk staf klinis yang sibuk dengan respons Covid-19 atau kurangnya APD
Fasilitas kesehatan tutup atau membatasi layanan. Perempuan menahan diri dari mengunjungi fasilitas kesehatan karena kekhawatiran tentang paparan Covid-19 atau karena pembatasan mobilitas.
Ganguan distribusi yang mengakibatkan ketersediaan alat kontrasepsi terbatas dan pelatihan bagi provider berhenti kekurangan produk dan kurangnya akses.
“Jadi di masa Pandemi Covid-19 kami ingin menyampaikan permintaan MOW cukup tinggi dari masyarakat. Namun, kami mohon maaf semuanya terganjal pandemi, di mana tenaga kesehatan urung melaksanakan program MOW itu,” katanya.
Disebutkannya, kondisi yang terjadi hari ini adalah sulitnya akseptor maupun calon akseptor untuk mendapatkan sejumlah alat kontrasepsi pendukung KB.
Dengan begitu, sambung dia, dari target MOW sebanyak 1507 akseptor akhirnya dialihkan ke Implan atau Metode Operasi Pria (MOP).
Praktis kini hanya 200-an MOW yang disiapkan BKKBN Perwakilan Sumut. Namun, untuk MOP lebih mungkin dilakukan namun tetap dengan Prokes. Sehingga kami lebur jumlah MOW tadi ke MOP.
“Meski begitu kami terus melakukan kampanye untuk menunda kehamilan dan pelayanan di masa Pandemi Covid-19. Jadi bagi calon akseptor yang hendak ber-KB juga sekarang ini harus dengan janji terlebih dahulu dengan kader atau penyuluh,”ungkapnya.
PELAYANAN KB
Hal lain disampaikanya, di samping permintaan masyarakat yang harus dipenuhi, untuk itu kader dan penyuluh membentuk grup media sosial.
“Sehingga setiap informasi pelayanan bisa diakomodir. Banyak aplikasi yang dikembangkan untuk pelayanan KB. Kampanye utama tetap tunda kehamilan, namun untuk MOW masih ditunda.Meskipun tinggal 200 saja MOW yang tersisa,” ujarnya.
Temazaro Zega juga menyampaikan, hal yang akan tetap dilaksanakan pada pelayanan saat bencana, termasuk memastikan tersedianya alokon jangka pendek dan reversible, termasuk kondom.
Kemudian, menyediakan materi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) termasuk konseling yang menjelaskan berbagai pilihan metode termasuk efektivitasnya dengan menjamin privacy dan kerahasiaan klien, Iayanan yang setara dan non-diskriminasi.
Memastikan masyarakat mengetahui tentang ketersediaan alokon untuk perempuan, Iaki-Iaki dan remaja serta memberikan informasi tentang pelayanan kespro dan komuditas tersedia. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar