Menparekraf Programkan Kebangkitan Kembali Pariwisata Danau Toba



Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  Sandiaga Uno saat mengunjungi pembangunan penataan infrastruktur di Pantai Bebas kota wisata Parapat, Rabu (30/12).  Menparekraf Programkan Kebangkitan Kembali Pariwisata Danau Toba. Ist

MEDAN - Pemerintah siap membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk di kawasan Danau Toba, meski di tengah suasana pandemi Covid-10.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, dalam kunjungan kerjanya ke Parapat, Kec. Girsang Sipanganbolon, Kab. Simalungun, pekan lalu.

Hadir di sana Bupati Simalungun, JR Saragih, dan Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Ria Telambanua.

Lebih lanjut Menparekraf menegaskan, salah satu usaha membangkitkan pariwisata itu mencakup di kawasan Danau Toba.

Sandiaga dalam kesempatan itu mengatakan, Kementerian yang dipimpinnya sudah menyiapkan sejumlah program. Program ini diharapkan mampu membangkitkan kembali dunia pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia khususnya Danau Toba.

‎”Kami bangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah-tengah pandemi sesuai dengan visi Presiden untuk menyiapkan super prioritas ini,” kata Sandiaga.

Didampingi Bupati Simalungun, JR Saragih, dan Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, Menparekraf meninjau progres pembangunan penataan infrastruktur di kota wisata Parapat.

Setibanya di Pantai Bebes Parapat rombongan Menparekraf disambut Kepala Balai PPW Provinsi Sumatera Utara dan jajaran Pemkab Simalungun dan langsung meninjau sejumlah lokasi progres pembangunan yang sedang berlangsung.

Sandiaga Uno yang baru sepekan dilantik menjadi Menparekraf oleh Presiden Jokowi disela-lesa kunjungannya menyampaikan bahwa semasa kecil dirinya sudah pernah berwisata di kawasan Danau Toba termasuk ke Pantai Bebas Parapat.

“Mudah-mudahan kawasan wisata Danau Toba Pantai bebas yang legendaris ini semakin maju dan semoga progres pembangunan penataan infrastruktur ini cepat selesai sehingga bisa menjadi tempat untuk melayani masyarakat,” ujar Sandiaga.

Di kesempatan itu, mantan calon Wapres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto (kini Menteri Pertahanan) juga meminta kepada seluruh kepala daerah di kawasan Danau Toba untuk terus berkoordinasi untuk pengembangan Danau Toba agar prosesnya berjalan dengan baik.

“Kami tidak bekerja sendirian. Dibutuhkan dukungan dan koordinasi dari seluruh forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda) kabupaten di sekitar Danau Toba dan Provinsi Sumut. Karena pilar pembangunan ke depan adalah inovasi adaptasi dan kolaborasi,” tegas Sandiaga.

Sandiaga mengatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan bergerak cepat untuk membangkitkan potensi wisata di Indonesia khususnya Danau Toba.

“Jadi kami akan all out dan gerak cepat. Kami akan siapkan secara detail langkah-langkah ke depan agar Danau Toba ini menjadi suatu ikon. Sengaja dipilih ke destinasi super prioritas di Danau Toba ini,” tambahnya lagi.

Usai mengunjungi Pantai Bebas, rombongan Menparekraf, bersama Bupati Simalungun dan Dairi, selanjutnya mengunjungi Dolok Sipiak dan disambut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Ria Telambanua.

Perlu Bandara 

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara (Sumut) Ria Telembanua mengimbau agar Menparekraf Sandiaga Uno tidak hanya perhatikan jalanan saat membahas infrastruktur. 

“Sumut terdiri dari 33 kabupaten/kota, ada kabupaten/kota yang punya banyak pulau. Contoh di Nias ada 101 pulau. Hanya di satu kabupaten, itu di Nias Selatan. Sumut perlukan bandara yang agak banyak,” ungkapnya. 

Pernyataan tersebut Ria ungkapkan dalam rapat virtual bersama para Kepala Dinas Pariwisata dari 34 provinsi di Indonesia yang bertajuk “Rapat Strategi Meraih Kepercayaan Wisman & Wisnus untuk Berkunjung ke Destinasi Pariwisata di Era Adaptasi Baru”, Sabtu (26/12/2020). 

Sebagai contoh, menurutnya perlu ada bandara di Medan karena aksesnya dapat mempermudah wisatawan ke Danau Toba, Nias, dan Sibolga. 

Tidak hanya itu, lokasi bandara di sana juga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh wisatawan yang hendak berkunjung ke tiga destinasi wisata tersebut. 

“Yang kedua adalah pelabuhan karena kita memerlukan kapal-kapal cepat antar pulau. Sumut itu banyak sekali pulau-pulau yang indah itu masih sangat kurang (akses kapal cepat),” jelas Ria. (erniyati)


Komentar