Meteran Air dan Pipa PDAM Sudah Dibersihkan, Warga Medan Helvetia Sampaikan Terima Kasih






Medan, 

Eben Ezer Panggabean SE, warga Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia menyampaikan terimakasih dan apresiasi atas gerak cepat tim lapangan PDAM Cabang Diski yang telah berusaha memperbaiki meteran air, dan pembersihan pipa di rumahnya Jl Perkutut No 211 Medan Helvetia.

"Saya berterimakasih atas kerja keras tim secara profesional di bawah kordinasi Kacab PDAM Cabang Diski, Surya Bangun, sehingga debit air lancar dan lebih jernih," kata Eben di Medan, Senin (28/6).

Menurut Eben, dirinya bersama istri dan tiga anak dapat menikmati air bersih, yang sebelum perbaikan, tampak tidak jernih dan terlihat keruh. 

"Saya sudah lihat meteran air sudah ditinggikan, sehingga air berjalan lancar," ujar Eben.

Hal ini dibenarkan Kacab PDAM Cabang Diski, Surya Bangun bahwa pihaknya sudah meninggikan meteran, sesuai permintaan pelanggan dan airnya sekarang  sudah jernih.

Menyinggung tentang penurunan tarif yang dikeluhkan Eben, Surya berjanji akan memenuhinya.



Sebelumnya, Eben mengeluhkan tagihan airnya naik ratusan kali lipat, sehingga menolak membayar rekening air PDAM, karena merasa tak pernah menggunakan air sebesar tagihan yang diberikan ke dirinya.

Warga Jalan Perkutut, Kapten Muslim, Kecamatan Medan Helvetia ini kecewa dengan tagihan air yang ditotal berjumlah Rp 2.451.846.

Di dalam surat yang diterimanya dari PDAM Tirtanadi melalui tim pemutus pada 21 Mei 2021 lalu, ada tiga item pembayaran yang harus dilunasi masing-masing Rp 348.316 untuk  bulan Maret, kemudian Rp 1.175.240 untuk April dan Rp 928.290 untuk Mei, sehingga total berjumlah Rp 2.451.846.




Padahal, lanjut Eben, pemakaian air di rumahnya yang hanya dihuni oleh lima orang keluarga, tidaklah sebesar tagihan yang diberikan padanya.

"Kalau normal, biasanya tak sampai Rp 300 ribu, ini melonjak RP 2 juta lebih," katanya.

Lagian, kualitas air yang dia gunakan tampaknya tidak sama dengan air leding kebanyakan, karena di kawasan rumahnya menggunakan sumur bor. "Tentu warna airnya berbeda," sebutnya.

Selain itu, dia merasa pompa air yang ada di kawasan Jl Kapten Muslim tidak dilakukan perawatan maksimal, sehingga menyebabkan kualitas air menjadi rendah. 

Menurutnya, dirinya setuju dengan pergantian sistem guna lebih mengetahui secara faktual jumlah tagihan air, namun sistem ini hendaknya jangan merugikan konsumen. (erniyati)

Komentar