Jalan nasional Medan Aceh
MEDAN: Sejumlah pedagang mengaku bersyukur bisa melintasi jalan nasional, terutama antara batas Aceh dengan Jalan lingkar luar Binjai dari Jalan Soekarno Hatta, yang sudah mulus dan mempercepat tujuan ke Aceh.
"Ini jalan sudah bagus dan tidak ada kendala lagi bagi kami memasarkan produk melalui jalan lintas darat," kata Agus, pedagang sembako yang setiap minggu melintasi kawasan perbatasan Sumut hingga Aceh itu.
Dijelaskan Agus, dengan anggaran Rp 20 miliar APBN 2021, preservasi jalan jembatan di dua kota di dua provinsi itu terlihat mulus, dan mempercepat perlintasan jalan darat.
Sejalan dengan itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung konektivitas antara Provinsi Aceh dan Sumatera Utara dengan membangun duplikasi Jembatan Peureulak dan Jembatan Idi Rayeuk.
Kehadiran duplikasi kedua jembatan tersebut sangat ditunggu masyarakat Kabupaten Aceh Timur, karena akan mengurangi kemacetan akibat tingginya volume lalu lintas harian sekaligus akses angkutan logistik Jalan Lintas Timur Sumatera.
Peran Penting
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan jalan dan jembatan memiliki peran penting sebagai “backbone” dalam pengembangan konektivitas antar wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik di Indonesia.
Pekerjaan duplikasi Jembatan Peureulak dan Jembatan Idi Rayeuk berada di KM 385.600 ruas jalan nasional Banda Aceh - Medan dan Jembatan Idi Rayeuk berada di KM 366.700. Masing-masing konstruksi duplikasi jembatan berada di samping jembatan eksisting.
Pembangunan duplikasi Jembatan Peureulak dan Jembatan Idi Rayeuk berada dalam satu paket pekerjaan dengan biaya bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara sebesar Rp 76,3 miliar.
Keunggulan SBSN sebagai sumber pendanaan dari dalam negeri adalah dampaknya pada kemandirian pembangunan infrastruktur, dimana kontraktor dan konsultan yang terlibat sepenuhnya merupakan orang Indonesia.
Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor lokal PT Brahmakerta Adiwira dengan tanggung jawab di bawah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera I Banda Aceh, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR.
Kedua jembatan secara bersamaan dimulai pembangunannya sejak 6 Juli 2020 dan ditargetkan selesai pada Desember 2021. Secara keseluruhan, progres konstruksi keduanya mencapai 19,6%.
Duplikat Jembatan Peureulak nantinya memiliki panjang 142,6 meter dan lebar 13,5 meter.
Konstruksi jembatan meliputi jalan pendekat atau oprit (382,3 m), pondasi pilar tipe kolom ganda, gelagar tipe PCI girder (40,8 m) dan bulb tee (60,8 m) dengan lantai beton bertulang.
Sementara untuk duplikasi Jembatan Idi Rayeuk dibangun dengan panjang 61,4 meter dan lebar 9,5 meter, dilengkapi dengan jalan pendekat sepanjang 303,6 meter. Material untuk konstruksi ini hampir sama dengan duplikasi Jembatan Peureulak.
Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo saat meninjau pembangunan duplikasi Jembatan Peureulak, Rabu (9/12/2020) menyampaikan jalan nasional ruas Banda Aceh-Medan merupakan jalur vital yang menghubungkan berbagai pusat-pusat produksi, koleksi, dan distribusi berbagai kebutuhan pokok masyarakat.
Beberapa hari terakhir, sejak Jumat (4/12/2020), wilayah Aceh Timur terjadi banjir akibat luapan beberapa sungai di daerah tersebut.
"Sehingga pembangunan duplikasi dan rehabilitasi jembatan ini penting dilakukan sekaligus untuk meningkatkan kapasitas layanan jalan dan jembatan yang semakin baik, sehingga dapat menunjang kelancaran arus logistik serta perekonomian masyarakat," kata Wamen Wempi. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar