Kepala UPTJJ Medan Bina Marga Bina Konstruksi Sumut, Heri Indra Siregar
MEDAN (KILASBERITA): Kepala UPTJJ Medan Bina Marga Bina Konstruksi Sumut, Heri Indra Siregar (foto) berharap kepada warga menumbuhkan kesadaran kolektif dan menjaga serta memelihara jalan yang ada di kawasan Marelan.
"Kita berharap marilah sama-sama kita jaga jalan tersebut untuk kepentingan bersama-sama," kata Heri kepada wartawan di Medan, Kamis.
Dia merespon kerusakan ruas Jalan Titi Pahlawan Kelurahan Paya Pasir dan Jalan Marelan Raya Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan.
"Saat ini, kita sedang mulai perbaikan di jalan-jalan tersebut dan berharap bisa segera selesai dan dapat digunakan," katanya.
Kerusakan jalan, menurutnya terjadi karena posisi rumah toko (ruko) yang ada di sana lebih tinggi dari jalan, sehingga jalan air terganggu jika terjadi hujan. Air tidak mengalir ke parit samping, melainkan langsung ke jalan.
Merespon ini, Kadis BMBK Bambang Pardede menyebutkan, lokasi Marelan kerusakannya diawali karena air dari badan jalan tidak bisa mengalir ke saluran samping.
"Kemudian Kenapa ruko-ruko diberi izin menutupi saluran samping. Para pihak yang turut secara nggak langsung ikut mempercepat kerusakan badan jalan, sehingga perbaikan jalan nantinya benar tepat sasaran," katanya.
Disebutkan, kalau kondisi sekarang seperti yang ada di lapangan saat ini, jalan yang diperbaiki tidak berumur panjang.
"Marilah sama-sama kita lihat, penyebab kerusakan jalan. Kita sangat berharap jalan-jalan provinsi di Sumut sesuai seperti yang kita harapkan, tepat mutu, tepat waktu saat pembangunannya dan tepat manfaat," katanya.
Maklum
Senada, Kepala UPTJJ BMBK Medan, Heri Indra Siregar dapat memaklumi apa yang dirasakan masyarakat, dan pengguna jalan yang melintas di kawasan yang terkesan tidak nyaman itu.
Namun Heri berpendapat, pihaknya sudah berupaya mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi sebelum membangun jalan tersebut. "Faktanya yang kita lihat banyak ruko yang posisinya lebih tinggi, sehingga air langsung mengalir ke jalan. Ini kenapa diberi izin?," tanyanya.
Dijelaskan, harusnya posisi ruko sejajar dengan badan jalan agar aliran air tidak merembes ke badan jalan. "Ini airnya sudah nyatu dengan jalan, ya tertumpu di jalan lah airnya, lama-lama ya rusak jalan," paparnya.
Kemudian, Heri juga menyayangkan ruko-ruko yang dibangun tidak memiliki mainhole atau tempat pembuangan air. "Kalaulah ada, tentu kita nanti bisa bersihkan jika ada penyumbatan," sebutnya.
Kendati demikian, Heri optimis meski dengan anggaran pemiliharan jalan sebesar Rp 672 juta tahun 2021 ini, perbaikan jalan dapat dilakukan. "Ya kita berharaplah ada kesadaran masyarakat sama-sama menjaga jalan, " pintanya. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar