KSK DIDEKLARASIKAN DI MEDAN MERESPON MEROSOTNYA IDEOLOGI PANCASILA

 Anggota DPRD Sumut Rudy Hermanto saat deklarasi KSK di Lapangan Merdeka, Medan, Sabtu (2/10).  Kilasberita/Erniyati

MEDAN  (Kilasberita): Saat ini, pemahaman terhadap ideologi Pancasila terkesan sangat minim dihayati masyarakat terutama generasi muda. Atas dasar keprihatinan itu, Kepak Sayap Ke-Bhinekaan-an (KSK) Sumut dideklrasikan di Lapangan Merdeka, Medan, Sabtu (2/10).
Hadir di sana Rudy Hermanto pemrakarsa I KSK, yang juga anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI-P, Noerwahid, Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Sumut yang juga pemrakarsa II KSK, dan pengusaha Iwan Hartono,  staf ahli anggota DRD Sumut, Abdul Gafur Marbun, SH, tokoh agama dan para pengurus lainya. 

Dalam statemennya, KSK menyebutkan perhatian masyarakat khususnya generasi muda terhadap ideologi Pancasila sangat minim, sehingga rentan menimbulkan perpecahan di kalangan bangsa. 

Merespon itu, Rudy Hermanto menyebutkan, seharusnya pemerintah daerah menyadari merosotnya atensi masyarakat pada ideologi Pancasila sama saja bahayanya pandemi itu sekarang ini.

Untuk itu, diperlukan penyegaran kembali penghayatan ideologi Pancasila melalui instrumen yang relevan. Di antaranya perlu dibangun suatu institusi lembaga pembinaan penghayatan ideologi Pancasila.

Hal itulah yang menggugah perhatian generasi muda umumnya dan kalangan aktivis yang prihatin dengan konstelasi idelogi yang ada di kalangan masyarakat dan akhirnya atas dasar kesadaran membentuk KSK. 

Lembaga ini bertujuan untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa di SUmut. Lembaga ini akan berinduk kepada KSK yang ada di pusat dan tidak berafiliasi kepada partai politik manapun. 
Dalam sambutannya sebelum deklarasi, Rudy Hermanto sangat mengapresiasi perjuangan Noewahid, yang gigih berjuang mempertahankan kemerdekaan. "Pak Wahid ini jadi inspirasi bagi kita mendirikan KSK. Setiap tarikan nafas Pak Wahid akan kita jadikan modal bagi kita untuk meneruskan semangat beliau, " ujarnya.

Dalam sambutannya, Noerwahid secara berapi-api menyerukan kepada generasi muda untuk ikut mempertahankan ideologi Pancasila. "Jangan ada yang coba-coba mengganti dengan ideologi lain, karena itu bisa menghancurkan bangsa ini. Saya ini lahir 2 Mei 1940 sama tanggal kelahiran tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara 2 Mei 1889, sejak usia 7 telah mengalami pahitnya perjuangan, dan hingga kini di usia 80 tahun, saya tetap bertekad mempertahankan bangsa dan negara ini," ujarnya.

Deklarasi ditandai dengan pembentangan spanduk di seputaran Jl Pulau Pinang dan kawasan Lapangan Merdeka. Acara diakhiri dengan pembacaan doa.  (erniyati)

Komentar