Suasana Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SMKN 1 Percut Seituan.
MEDAN (KILASBERITA) : Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Percut Seituan, pada Rabu (8/9) berlangsung lancar.
Kehadiran siswa hanya 25 persen saja setiap harinya atau sekitar 300 siswa dari 2.400 orang, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan mendapat ijin dari orang tua dan kordinasi dengan pihak terkait termasuk Satgas Covid.
Hal itu disampaikan Kepala SMKN 1 Percut Seituan, Kasni bersama Wakilnya, Sukirman.
Dalam keterangannya, Kasni menyebutkan PTM Terbatas ini terlihat membangun budaya sekolah pada siswa, dimana mereka langsung mengenal lingkungan sekolah, guru dan teman sebaya, meskipun kehadiran masih 25 persen.
“Meskipun terbatas, tapi siswa sudah meninggalkan masa kejenuhan belajar secara daring. Walaupun masih 25 persen saja. Sedangkan untuk pengamanan secara khusus masa pandemi ini, Satgas Covid Kabupaten/kota sudah memberikan surat terkait prokes yang harus ditaati.
“Kita pun melaksanakan prokes sangat ketat, sudah memperbanyak ruang terbuka, lingkungan asri dan guru sudah divaksin dan siswapun sudah didaftarkan untuk vaksin. Kemudian pihak sekolah juga menyiapkan gugus tugas dalam hal ini memanfaatkan PMR yang diawasi gugus tugas dengan Puskesmas Tanjung Rejo Sentis.
Hal lain ditambahkan oleh Sukirman, dalam PTM Terbatas ini, pihak sekolah sudah menerima surat ijin orang tua karena masa pandemi agar sama memperhatikan juga anaknya layak atau belum masuk sekolah.
Maka, kata dia, kedatangan siswa di sekolah, kata dia, sesuai dengan prokes dengan menggunakan masker, mencuci tangan dan diukur suhu tubuhnya. Demikian juga saat dalam kelas, tempat duduk siswa berjarak.
“Jadi saat siswa hadir, ada guru yang menerima dan mengingatkan siswa untuk mengikuti peraturan pembelajaran saat pandemi ini. Demikian juga saat pulang, usai belajar, mereka akan diingatkan untuk langsung pulang ke rumah dan setibanya di rumah harus bersihkan dirinya.
“Kami tetap memberi pengawasan ketat, dan menyiapkan masker untuk siswa, sebagai persiapan jika mereka memerlukan. Sebab, siswa SMK ini kehadiran mereka sekaligus pembelajaran praktek sesuai program keahlian,” katanya.
Saat ditanya bagaimana antusias siswa setelah dibolehkan PTM Terbatas, Sukirman mengakui siswa terlihat senang bisa hadir kesekolah untui belajar.
“Siswa SMK memang perlu hadir di sekolah karena banyak praktek langsung. Makanya, persiapan kami cukup matang agar hal ini terlaksana. Selain sarana prasarana, guru juga sudah 90 persen yang divaksin dan siswa sudah kami daftarkan untuk dapat kesempatan menerima vaksinasi,” pungkasnya.
Semangat
Hal senada disampaikan seorang guru, atas nama Lamria Simamora, bahwa PTM Terbatas ini, membangun semangat siswa dalam pembelajaran, terutama siswa kelas X, yang selama ini pembelajaran secara daring dan belum melihat situasi sekolah dan kelasnya masing-masing.
Bagi siswa di sekolah ini,kata dia, sebelum hadir kesekolah, diingatkan untuk prokes melalui grup WA.
“Saya berharap sekolah lain juga bisa menggelar PTM Terbatas ini, guna menjawab kerinduan siswa untuk belajar di sekolah. Untuk keselamatan bersama, tetap prokes. Alhamdulillah, disini guru-guru sudah vaksin,” ungkapnya.
Para siswa juga terlihat sangat senang dapat belajar tatap muka dan berharap pembelajaran tatap muka tidak lagi terbatas, sebab siswa SMK dalam pembelajaran sangat perlu tiori dan praktek sekaligus, yang mengharuskan mereka bertatap muka dengan guru.(erniyati)
Komentar
Posting Komentar