MEDAN:
Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWS-II) berjuang maksimal untuk menanggulangi banjir yang melanda Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dan Kota Tebing Tinggi. Semua pihak diminta serius untuk bersama menanggulangi banjir di kawasan itu.
Hal itu disampaikan Kepala BWSS II Maman Norprayamin pada rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi D DPRD Sumut, dihadiri Ketua Delpin Barus, Azmi Yuli Sitorus dan Dedi Iskandar, dan Aaron Lumbanbatu dari BWSS II.
Dijelaskan Maman, pihaknya sudah berkordinasi dengan Gubsu, Bupati, Walikota, hingga Kementrian PU PR tentang cara-cara penanggulangan banjir. Di antaranya dengan melakukan pemetaan kawasan yang diterjang banjir.
"Banjir yang terjadi di dua kawasan itu tidak berdiri sendiri. Salah satu faktor adalah tidak mampunya sungai di sana menahan debit air yang terlalu besar," katanya.
Di samping itu, adanya pembukaan lahan oleh masyarakat di sana yang menghambat saluran air.
"Kita berharap warga di sana membuat quary atau kolam agar menampung genangan air, sehingga tidak meluber ke pemukiman penduduk," katanya.
Terkait dana penanggulangan banjir, Maman menyebutkan, untuk tahun 2021, pihaknya telah melakukan penyerapan anggaran hampir 100 persen, sehingga diharapkan dapat dikucurkan tahun 2022.
"Namun kita sudah melakukan studi lapangan agar pengusulan anggarannya tepat guna dan dapat menanggulangi banjir di sana secara keseluruhan,"
sebutnya.
Menyebut biaya yang ditanggulangi, Maman menyebutkan, jumlahnya mungkin mendekati triliunan, mengingat nantinya akan dialokasikan memperbaiki Daerah Aliran Sungai (DAS), pembuatan saluran baru terutama di Sungai Bahilang.
"Air Sungai Bahilang meluap karena curah hujan yang cukup tinggi. Luapan air pun mengalir hingga menggenangi Kota Tebing Tinggi, " katanya.
Selanjutnya, alokasi dana akan digunakan untuk pengerukan sungai yang saat ini dibutuhkan untuk mencegah meluapnya air ke pemukiman warga.
Maman juga berharap untuk menanggulangi banjir, diperlukan keseriusan dari semua pihak, terutama stakeholder terkait. "Salah satu di antaranya adalah mencegah penebangan hutan yang merupakan pori-pori untuk meresap air jika intensitas hujan terlalu tinggi," pungkasnya. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar