MEDAN (Kilasberita): Mantan Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Sumatra Utara, Ernawati Sitepu (foto) mengungkap rasa kecewa terhadap kepemimpinan Musa Rajekshah (Ijeck) dalam mengelola partai berlambang pohon beringin itu.
“Baru kali ini Partai Golkar Sumut pengelolaannya amburadul. Kader potensial banyak dibuang,” kata Ernawati Sitepu, dihubungi wartawan, Senin (18/7/2022) malam.
Bahkan, Erna juga merasa ada oknum yang berupaya memecah-belah kader perempuan Partai Golkar Sumut. Terutama kader perempuan yang tergabung dalam kelompok pengajian.
“Buktinya, kami dari pengajian Al Haura diadudomba dengan pengajian lain sesama kader Golkar Sumut. Kesannya, politik adu domba ini ada pembiaran oleh Ketua Ijeck dan Sekretaris Ilhamsyah,” kata Erna.
Erna yang juga Pimpinan Pengajian Al Haura menegaskan, selama ini ratusan emak-emak pangajian Al Haura telah memberi dukungan penuh kepada Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Golkar Sumut, Musa Rajekshah.
“Namun, karena ada politik adudomba dan pecah-belah, saya dibuang dari kepengurusan Partai Golkar Sumut. Kini, kami emak-emak pengajian Al Haura dengan tegas menyatakan menarik kembali dukungan itu,” sebut Erna.
Dia pun menuding bahwa, oknum Sekretaris Golkar Sumut, Ilhamsyah sering bertindak arogan, sombong, angkuh, dan suka memecah belah sesama pengurus.
Katanya, hal itu bisa dibuktikan setiap ada kegiatan, orangnya itu-itu saja, padahal pengurus Golkar Sumut ini jumlahnya hampir mencapai 200 orang, tapi yang berfungsi hanya beberapa orang saja.
“Bagaimana mau mencetak target 2 juta kader? Omong kosong itu semua kalau begini cara kepemimpinan Pak Ijeck membesarkan Partai Golkar Sumut. Logikanya gak dapat target itu. Dari mana datangnya kalau kader berpengalaman malah dipecahbelah dan dibuang. Mari kita merenung dan mengubah jalan pikir,” kata Erna.
Menurut dia, hal itu pula yang mengakibatkan kondisi Partai Golkar Sumut saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ini seperti bom waktu yang suatu saat bisa sangat merugikan Partai Golkar.
“Saya harus buka suara, karena kita tidak bisa diam dengan kondisi partai yang kita cintai ini,” katanya.
Erna juga mengakui menyesal telah mendukung Ijeck. Karena Ijeck ternyata tidak menghargai pengorbanannya selama ini, baik pada saat merebut Ketua Golkar Sumut.
“Kalaulah begini gaya kepemimpinannya yang tidak merangkul dan membuang kawan satu perjuangannya. Lebih dari satu tahun setengah saya ikut berjuang tanpa pamrih, di mana tanpa ada kesalahan yang saya buat, saya dibuang begitu saja. Ibarat lupa kacang di kulitnya atau habis manis sampah dibuang,” Erna menambahkan. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar