WARGA NGANJUK TERLANTAR DI MEDAN, UPAH RP 15 JUTA BELUM DIBAYAR PEMBORONG

MEDAN  (Kilasberita): Sejumlah peke*rja mengklaim upah mereka bekerja di proyek Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sumut yang berlokasi di Jalan AR Rahman Hakim Gg Langgar Medan, hingga kini belum dibayar pihak pemborong.

Hal ini disampaikan langsung M Santoso ( foto) mewakili rekan-rekannya sesama pekerja yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur, di Medan, Minggu (14/8)

Didampingi Kepling Gg Langgar Aswin, Santoso mengatakan, proyek APBN bernilai Rp 10 miliar lebih tahun anggaran 2021/2022 dimulai 9 Agustus 2021 dan selesai 04 Juni 2022, hingga kini masih menyisakan masalah.

“Hingga kini upah kami belum dibayar, sehingga kami terkatung-katung di Medan,” kata Santoso, pekerja yang bekerja bersama belasan rekannya di proyek Taman Terbuka Gang Langgar itu.




Menurut Santoso, lantaran tak dibayar, nasib Santoso terkatung-katung, dan hidup menumpang dengan warga yang berlokasi di gang langgar. “Jangankan ongkos pulang kampung, untuk makan saja saya sulit bang, tolong bang,” kata Santoso, yang berada di kawasan itu sejak Juli 2022.

Dijelaskan, dari sejumlah temannya yang ikut bekerja mengaku tidak tahan menetap di Medan akibat ketidaan biaya. “Ada 10 atau 11 yang di Medan sama saya. Lantaran tak berduit lagi, mereka minta uang sama keluarga di Jawa Timur hanya untuk ongkos pulang, dan kini tinggal beberapa lagi yang berada sama saya,” ujar Santoso.

Santoso menyebutkan, berdasarkan hitungannya, upah mereka yang belum dibayarkan seluruhnya Rp 15 juta, untuk sejumlah pekerja yang hingga belum dibayarkan.

Santoso menyesalkan adanya upaya untuk menelantarkan dirinya, dan berharap rekanan PT Tigalapan Adam Internasional yang memenangkan pekerjaan tersebut memperhatikan masalah ini.  Perusahaan tersebut diketahui berada  Jl. Raya Ketapang Dusun V Manggris No.15 Rt.02 Desa Madukoro Kec. Kotabumi Utara, Lampung Utara.

Kepling Gg Langgar, Aswin menyebutkan, proyek ini konon dikerjakan oleh rekanan yang berbeda, namun hingga selesai, terkesan tidak maksimal. Berdasarkan pantauan, terlihat beberapa lubang menganga di sepanjang saluran drainasenya.

Terpisah, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumut, Syafril Tansier yang membawahi proyek tersebut meminta  berkordinasi dengan Satker, atau PPK, Ibu Nur. “Silakan berkordinasi, atau nanti saya ingatkan karena Bu Nur masih damping tamu di Belawan,” ujar Syafril, Sabtu (13/8). (erniyati)

Komentar