MEDAN,
Gubsu Edy Rahmayadi mengapresiasi masakan khas Minang yang digelar pada acara Sapakan di Ranah Minang di gedung Badan Musyawarah Masyarakat Minang (BM-3) Medan. Gubsu juga akan memperkuat ketahanan pangan dengan terus membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Hal itu disampaikan Gubsu usai menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) bidang pangan dan pertanian.
Penandatanganan PKS tersebut dilaksanakan saat acara ‘Sapakan di Ranah Minang’ di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Rabu (9/11/2022).
PKS ini pun diharapkan mampu meningkatkan perekonomian kedua provinsi, serta ketersediaan bahan pangan. Selain itu, diharapkan juga dapat menjadikan kedua provinsi maju dan berkembang bersama.
“Hasil pertanian dan tingkat kebutuhan kita mirip dengan Sumatera Barat, namun untuk bawang merah mereka surplus, tetapi mereka tidak punya produksi minyak goreng dan kita surplus, seperti inilah kita, saling membutuhkan, sehingga butuh kerja sama yang kuat,” kata Edy Rahmayadi, usai membuka acara ‘Sapakan di Ranah Minang’.
Selain bekerja sama soal pertanian, Edy Rahmayadi juga berharap ikatan persaudaraan masyarakat Sumbar dan Sumut semakin kuat, termasuk masyarakat Minang yang tinggal di Sumut. Apalagi, masyarakat Minang di Sumut salah satu penggerak roda perekonomian.
“Lebih dari satu juta jiwa masyarakat Minang yang tinggal di Sumut, dan mayoritas penggerak perekonomian, mereka membuka usaha, ini sudah terjadi sudah sejak dulu dan hubungannya dengan masyarakat bagus, jadi saya harap ikatan persaudaraan kita terus terjalin,” kata Edy.
Sukses
Sementara itu, acara “Sapakan di Ranah Minang” (Sepekan di Ranah Minang) berlangsung sukses.
Ketua panitia pelaksana HM Yunan Sirhan didampingi Sekretaris panitia Ramadius S.Ag dan Bendahara Panitia H M. Faisal mengatakan, kegiatan “Sapakan di Ranah Minang” dimaksudkan sebagai ajang temu kangen, mengingat selama pandemi COVID-19 lebih dua tahun terakhir mereka jarang bertemu.
“Selama pandemi kita juga jarang pulang kampung. Karenanya kegiatan ‘Sapakan di Ranah Minang’ ini akan menjadi ajang pelepas rindu,” katanya.
H Yunan Sirhan, yang juga Sekretaris BM-3 Sumut menyebutkan bahwa sejumlah UMKM dari Sumatera Barat dengan produk-produk khasnya juga akan ikut, Pemerintah Paya Kumbuh, Keluarga Besar Solok Saiyo Sakato ikut meramaikan kegiatan itu.
Dengan menyediakan berbagai aneka hidangan khas, sepertibrendang, itiak lado hijau, es tebak, es cendol durian, dan aneka makanan khas Minang dan Sumatera Utara.
Kemudian, karupuak kantang balado, kantang sarundeng, karupuak jangek, jangek balado, jangek kedai uni As, lupis lapek bugis, lamang, balado, salak kayak, soto Padang.
Juga ada, lontong gulai paku, lontong pecal, jangek, martabak kubang Hayuda, nasi kapau Uni Yanti, Sarundeng dan lain-lain.
“Juga akan ada pagelaran seni dari kampung halaman, di mana setiap kabupaten/kota di Sumbar diharapkan ikut berpartisipasi dengan kreasi masing–masing. Juga akan ada seminar adat, konser musik Minang, festival rendang dan berbagai lomba, lomba tari, lomba menyanyi dan lomba baju kurung,” ujarnya.
Ketua Umum BM-3 Sumut, H. Syahruddin Ali, SH, MSi, pada kesempatan yang sama menyampaikan harapan sekiranya kegiatan tersebut mendapat dukungan penuh dari para dunsanak, cadiak pandai dan rang sumando.
“Dibutuhkan effort yang besar untuk kegiatan ini. Karenanya kami sangat berharap dukungan dari para dunsanak, cadiak pandai dan rang sumando. ‘Duduak surang basampik – sampik, duduak basamo balapang – lapang’. Dengan kebersamaan kita sukseskan acara kita ini,” katanya.
Syahruddin Ali menyebut, acara “Sapakan di Ranah Minang” dibuka oleh Gubernur Edy Rahmayadi di Aula Tengku Rizal Nurdin di Jalan Sudirman Medan yang dilanjutkan dengan makan bajamba.
Berbagai rangkaian kegiatan lainnya akan dilangsungkan di Rumah Gadang BM-3 di Jalan Adinegoro No 1 Medan, sementara penutupan acara akan dilaksanakan di Gedung Serba Guna Jalan Pancing.
Tokoh Minang Prof. DR. dr. Delfitri Munir, SpTHT-KL (K) mengatakan “Sapakan di Ranah Minang” merupakan salah satu upaya agar masyarakat Minang tetap mengakar dengan adat dan budaya.
“Orang Minang boleh merantau ke mana saja, tapi ia tidak boleh tercabut dari akarnya,” ucapnya. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar