2024, Target Kasus Stunting 14 Persen di Sumut



Sekretaris BKKBN Sumut, Yusrizal Batubara memberikan penghargaan Audit Kasus Stunting kepada Kepala Dinas PPKB Binjai, Afwan, Kamis. Kilasberita65/istimewa

Medan,

Sekretaris Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara Yusrizal Batubara, menyebutkan kalau Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) dapat bersama-sama membangun komitmen kembali dalam lingkup menurunkan prevalensi angka stunting di Sumut, dari angka 25,8 persen secara bertahap turun di tahun 2024 menjadi 14 persen.

“Tentu dibutuhkan kemauan dan kebersamaan bukan hanya sebagai wacana semata, tetapi bukti nyata yang bisa kita lakukan, seperti membentuk bapak asuh anak stunting,” ungkapnya, saat kegiatan temu kerja Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) bersama mitra kerja Provinsi Sumut 2022, Kamis (22/12/2022).

Dalam kesempatan tersebut, BKKBN memberikan penghargaan Audit Kasus Stunting kepada Kota Binjai, karena berhasil melakukan ‘coaching’ dan terbaik di tingkat nasional, baik dari segi tenaga pakar, ahli gizi serta perbaikan tumbuh kembang bayi yang sudah berjalan dengan efektif. Selain itu juga Ketua TPPS Deli Serdang, dalam upaya nyata menurunkan angka stunting.

Baca Juga:Tangani Stunting, Kecamatan Medan Amplas Sosialisasikan Program Possting

“Di Deli Serdang saat ini terendah angka stuntingnya, berkisar 12 persen. Sehingga kita berharap, yang mendapat penghargaan ini dapat menjadi studi tiru bagi kabupaten/kota lainnya di Sumut,” harapnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Sumut, Amri Fadli menegaskan, target di tahun 2024, angka stunting harus turun di angka 14 persen. Dia menilai, selama ini mengalami banyak kendala terutama sinergi dengan mitra jajaran pemerintah dalam rangka menurunkan angka stunting di Sumut, padahal itu yang terpenting.

Oleh karen itu Amri berharap, dengan kegiatan ini dapat menyinergikan dan meningkatkan koordinasi dengan mitra untuk mencapai target penurunan stunting tersebut.

“Kita harus mengutamakan dulu pencegahan stunting, seperti pemberian makanan tambahan. Harus diakui ini belum bisa dilakukan secara merata, belum semua anak-anak di Sumut mendapatkannya,” katanya.

Selain itu, tambahnya, realisasi anggaran juga harus diperhatikan. Menurutnya ini penting sebagai satu panduan, karena selama ini diakui sulitnya mengalokasi anggaran tersebut.

“Kita juga harus memiliki strategi dalam target percepatan penurunan stunting ini,” tandasnya.

Sementara itu, penerima penghargaan Audit Kasus Stunting, Kepala Dinas PPKB Binjai, Afwan mengungkapkan, bahwa pencegahan stunting selama ini banyak di hulu, artinya banyak dipencegahan seperti kepada pasangan usia subur, ibu hamil.

“Kami ada program catin (calon pengantin), yakni sebelum menikah, di kantor dinas diberikan pembekalan terkait hidup sehat dan juga tes narkoba, agar dapat melahirkan anak-anak yang sehat,” ujarnya (erniyati

 

Komentar