MEDAN (Waspada): Dinas Bina Marga Bina Konstruksi (BMBK) optimis realisasi anggaran proyek infrastruktur tahun jamak sebesar Rp 500 miliar dari Rp 2,7 triliun akan tercapai akhir tahun 2022.
"Kita optimis, karena anggarannya sudah terserap 21 persen, dibanding 5 persen bulan lalu, sehingga kami optimis target 30 persen akan tercapai akhir Desember ini," kata Kabid Pembangunan Dinas BMBK Provinsi Sumut Marlindo Harahap dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Sumut, di ruang dewan, Senin (19/12).
Hadir dalam rapat Ketua Komisi D Benny SIhotang, anggota Rony Reynaldo Simatupang, dan Yahdi Khoir.
Adapun BMBK diwakili Marlindo Harahap, dan direktur PT SMJ dan Pijar Utama, didampingi para staf.
Menurut Marlindo, pihaknya bersama PT Waskita Karya, dan dua kontraktor PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) dan PT Pijar Utama, kini sudah maksimal mengejar target. PT Pijar dikabarkan sudah mengerjakan sekitar 7 persen, dan PT SMJ 14 persen, dibanding bulan Nopember lalu, yakni PT SMJ 2,9778 persen; PT Pijar Utama 1,0457 persen.
Dengan percepatan pelaksanaan kegiatan ini, Marlindo optimis kegiatan proyek pembangunan jalan dan jembatan termin 1 dengan anggaran tahun jamak Rp 500 miliar akan terpenuhi.
"Kita apresiasi kontraktor yang bekerja siang dan malam di tengah cuaca yang tidak menentu, agar pelaksanaan kegiatan rampung akhir Desember," katanya.
Terkait dengan kendala internal dan eksternal perusahaan pelaksana, Marlindo menyebutkan, saat ini terus diupayakan penyelesaiannya, terutama terkait dengan lahan-lahan yang masuk dalam desain proyek, ternyata dimiliki warga.
"Ada dua di Simalungun dan Tanah Karo, ini terus diupayakan agar segera selesai," katanya.
Selain itu ditemukan kendala lain soal keberadaan utilitas seperti pohon, tiang listrik dan telepon, rel kereta api, pipa air, kabel bawah tanah dan lainnya.
Begitu juga faktor pemukiman warga, tebing atau jurang serta masalah cuaca hujan yang tidak mendukung pengerjaan. Termasuk kemungkinan kondisi lalu lintas di masa hari libur, masalah ketersediaan aspal dan kerusakan alat berat.
Namun pihaknya kata Marlindo, optimis jika kinerja penyedia bisa ditingkatkan terus dan didukung dengan peralatan yang cukup maka masih memungkinkan untuk mencapai target hingga akhir tahun ini.
Kemudian indikator lainnya yakni selama pengerjaan awal, prosesnya adalah penyiapan yang memakan waktu lebih lama dibandingkan pengaspalan.
“Jadi bisa lebih cepat lebih besar persentasenya, karena sebagian besar sudah masuk pembangunan pengaspalan. Karena itu progresnya bisa lebih banyak,” pungkasnya. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar