MEDAN
Ruas jalan Medan-Brastagi sepanjang 55 km yang berbatasan antara Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang hingga ke Kabupaten Tanah Karo, hingga kini kondisinya rusak dan terkesan dibiarkan selama bertahun-tahun.
Jalan yang masuk kewenangan Pemkab Karo, Pemprovsu, dan Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Sumut itu, kerusakan mulai terlihat di sepanjang Jalan Jamin Ginting, Medan, kawasan Desa Tiang Layar - Durin Simbelang Kecamatan Pancur Batu, hingga ke Bandara Baru, Deli Serdang bahkan ke sebagian di sisi Kabupaten Karo.
Beberapa titik lubang lain menghiasi jalan juga terlihat mulai dari Simpang Selayang, Simpang Tuntungan sampai depan Polsek Pancur Batu yang bergelombang. Selain itu, kerusakan yang cukup parah, juga terdapat di Desa Durin Simbelang, Desa Tiang Layar, Dusun Mbarung Ketang dan Desa Bintang Meriah Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang.
Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting yang meninjau kondisi jalan tersebut mengaku prihatin, dan melakukan upaya dengan membuat jalan alternatif, yakni Desa Sukamakmur menuju Dusun X Tanduk Benua hingga ke Dusun Sembaikan II sampai Sibolangit itu.
"Ini diharapkan mampu mengurai kemacetan dan mempersingkat waktu perjalanan," katanya kepada Waspada, yang ikut mendampingi kunjungan kerjanya, pertengahan Januari lalu.
Namun kemacetan tampaknya tidak bisa terhindarkan karena ruas jalan yang dilalui tak sampai 5 meter di sisi kanan dan kiri serta dikelilingi bukit dan kawasan terjal di beberapa ruas jalan, khususnya menuju ke Sibolangit.
Sehingga kondisi kemacetan memang tidak bisa dihindari. Hal ini diakui anggota DPRD Sumut Dapil Karo, Dairi dan Pakpak Bharat Frans Dante Ginting.
"Untuk sampai ke Brastagi, mulai dari Medan, biasanya menghabiskan waktu 2 jam, tapi kini bisa sampai 6 jam, lantaran kondisi Jalan Jamin Ginting kawasan Desa Tiang Layar - Durin Simbelang Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli serdang hancur-lebur," katanya.
Geran
Anggota dewan Fraksi Golkar yang hampir setiap pekan melintasi jalan tersebut mengaku geram karena meski sudah melontarkan protes, jalan yang dilaluinya setiap pekan, khususnya di beberapa titik di kawasan Pancur Batu hingga Kecamatan Sibolangit, banyak lubang menganga sehingga sangat memprihatinkan serta meresahkan pengguna jalan.
Keresahan yang sama juga dilontarkan anggota dewan lainnya, Anwar Sani Tarigan. Wakil rakyat Fraksi PDI-P DPRD Sumut ini menyebutkan, bukan hanya dilanda kecemasan. "Masyarakat trauma dan was-was, karena jalan yang mereka lintasi wajib melewati jalur-jalur yang sering dilanda kemacetan panjang tersebut dan penuh lubang," ujarnya.
Khusus untuk Berastagi yang menjadi interkoneksi 11 kabupaten/kota Sumut/Aceh, masalah jalan penuh lubang sudah pernah disampaikan Bupati Karo Cory Sebayang,
Tidak jarang banyak orang kemudian mengurungkan niat untuk menempuh perjalanan ke Kabanjahe dan Sidikalang atau sebaliknya ke Kota Medan jika tidak benar-benar sangat urgen dan menjadi sebuah keharusan.
Bupati Karo bersama Kepala Bappedalitbang Karo, Ir. Nasib Sianturi, M.Si ketika berkunjung ke Kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara di Jalan Sakti Lubis No. 1 Medan, Jumat 03 Februari 2023, telah menyerahkan dokumen kesiapan lahan terkait dengan rencana kegiatan pelebaran jalan Kabanjahe – Merek yang berlokasi di desa Mulawari, Tigapanah dan Sukadame.
Dokumen tersebut diterima langsung oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara, Ir. Brawijaya, M.Eng.,I.E., MSCE., Ph.D di ruang kerjanya. Dalam kunjungan kerja tersebut, bupati juga melakukan koordinasi lanjutan terkait pelebaran jalan Kabanjahe – Berastagi.
Kepada wartawan, Bupati Karo menyebutkan, tingkat keresahan masyarakat Brastagi sudah pada titik menjenuhkan menunggu perbaikan jalan. "Kalau anggaran peningkatan struktur, saya rasa terlalu besar, namun langkah sementara rasanya penting dilakukan dengan melakukan penambalan di ruas jalan yang masuk kategori parah," katanya.
Resah
Warga sekitar, Suhandri Umar Tarigan kepada awak media saat ditemui, mengaku resah dengan kondisi jalan yang cukup parah. Suhandri dan warga lainnya pun meminta kepada instansi yang berwenang agar segera melakukan perbaikan.
“Kalau memang belum ada anggaran untuk mengaspal jalan yang rusak, kan bisa terlebih dahulu dilakukan pengerasan, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, semisal terjadinya kecelakaan yang berakibat fatal bagi pengguna kendaraan,” katanya.
Pemerintah, sebut Suhandri, harus pro aktif menyikapi kondisi jalan yang rusak, karena selain takut terperosok ke lubang, arus lalu lintas juga menjadi macet dengan antrian panjang, lantaran para penggendara harus ekstra hati-hati melewati lubang-lubang yang menganga. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar