Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masa bakti 2022 – 2027 resmi dilantik di Medan, Sabtu (11/2)
MEDAN – Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masa bakti 2022 – 2027 resmi dilantik di Medan, Sabtu (11/2) kemarin. Hadir di sana Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Alwi Mujahit Hasibuan
Ketua DPW PPNI Sumut Mahsur Al Hazkiyani mengatakan, karenanya dalam waktu dekat pihaknya akan menyusun program kerja sesuai dengan bidang masing-masing. Sehingga nantinya pelaksanaan bidang kerja yang sudah dituangkan dalam musyawarah nasional PPNI di Bali pada tahun lalu, dapat dilaksanakan baik di tingkat Provinsi Sumut maupun Kabupaten/Kota.
“Yang terpenting juga bagaimana mengangkat profesi perawat ini. Karena banyak sekali keluhan perawat kita tentang kesejahteraannya, terutama yang ada di rumah sakit pemerintah, puskesmas atau institusi yang meski telah bekerja belasan tahun tapi masih kurang mendapatkan penghargaan dari pemerintah,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhilah menyatakan, dalam pelantikan pengurus ini dia mengingatkan jika PPNI punya tiga tanggung jawab yakni kepada anggota, profesi dan masyarakat. Untuk itu, jelasnya, sesuai dengan visinya, PPNI harus menjadi organisasi yang handal, dicintai masyarakat dan disayangi pemerintah.
“Maka PPNI harus hadir dalam setiap permasalahan khususnya kepada anggota dalam setiap apapun,” jelasnya.
Dia mengaku, sudah banyak yang dilakukan oleh PPNI bagi anggota, baik loby maupun advokasi termasuk mempengaruhi kebijakan di tingkat nasional maupun provinsi. Salah satunya adalah meluluskan sebanyak 40 ribu perawat dari 47 ribu yang tidak lulus kompetensi.
“Itu lah salah satu contoh perjuangan kami. Untuk itu tenaga kesehatan harus dihargai, karena tenaga kesehatan bukan sekedar tenaga kerja biasa,” tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Alwi Mujahit Hasibuan yang hadir dalam pelantikan ini berharap agar kerja sama PPNI dan Pemerintah Provinsi Sumut yang selama ini telah terjalin dapat terus ditingkatkan.
“Terus terang saja angka kita di tahun 2022 itu kurang bagus, terutama soal kematian ibu melahirkan. Kemudian angka capaian imunisasi yang cukup rendah yang kita prediksi akan menimbulkan penyakit ke depan. Untuk itu kerja sama ke depan harus lebih erat dengan situasi yang tidak mudah ini,” pungkasnya. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar