Rehab Gedung DPRD Sumut Rp 6,2 M Sudah Sesuai Kebutuhan

 










MEDAN

Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekretariat DPRD Sumut, Muhammad Ikhsan, S.STP, MAP membenarkan seluruh anggaran Rp 6,2 miliar yang digunakan untuk merehab gedung, ruang fraksi, sky cross, masjid, dan rumah dinas Ketua DPRD Sumut sesuai sesuai peruntukannya. Anggaran yang bersumber dari APBD Sumut tahun 2023 itu selain sudah disetujui dewan, juga ditempuh melalui asas kebutuhan bahkan sudah mempertimbangkan sisi efisiensi,

“Seluruh anggaran tersebut yang kini sebagian ada yang dalam tahap pengerjaan awal, juga berdasarkan kebutuhan yang mendesak untuk kepentingan seluruh anggota DPRD Sumut,” kata Ikhsan kepada wartawan di Medan, Rabu (8/2).

Ikhsan merespon langkah Sekretariat DPRD Sumut yang menggelontorkan anggaran rehabilitasi sejumlah fasilitas yang ada di gedung dewan, atap rumah Dinas Ketua DPRD Sumut di Kompleks Tasbi Medan, yang menghabiskan dana APBD Sumut TA 2023 sebesar Rp6,2 miliar lebih.

Adapun fasilitas yang akan direhabilitasi, masing-masing ruang fraksi di DPRD Sumut Rp2 miliar, rehab atap ruang paripurna DPRD Sumut Rp1,4 miliar. Selain itu, ada juga rehab masjid Rp1,8 miliar, perbaikan jembatan penghubung gedung paripurna dewan dengan gedung utama dewan sebesar Rp401,3 juta, serta rehabilitasi atap rumah Dinas Ketua Dewan di Komplek Perumahan Tasbih senilai Rp613,7 juta.

Menurut Ikhsan, seluruh item anggaran selain ditempuh melalui proses tender yang dapat diikuti seluruh rekanan, telah melalui tahapan-tahapan, kajian bahkan analisis kebutuhan wakil rakyat, dan juga masyarakat yang berada di luar lingkungan gedung dewan.

Terhadap rehab Mmasjid Baitussyuro yang berada di lingkungan gedung dewan, Ikhsan menyebutkan, seluruh rencana perbaikan telah melalui kajian dan tinjauan langsung ke rumah ibadah  itu.

"Kita lihat sendiri toiletnya yang berdekatan dengan imam di dalam masjid, nah ini tentu tidak pas, karenanya kita usulkan kamar mandinya dipindah di bagian luar; Itu artinya, tempat wudu’nya akan dibuat tersendiri, yang jauh lebih besar. Begitu juga nantinya ruangan sholat lebih luas,”imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga melihat selain pegawai, anggota dewan yang bertugas di DPRD Sumut, ada masyarakat atau pegawai di sekitar gedung yang menunaikan sholat, utamanya sholat Jumat. Mereka memilih masjid Baitussyuro karena lebih dekat, dibanding masjid lain,” ujarnya.


Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekretariat DPRD Sumut, Muhammad Ikhsan, S.STP, MAP 


Artinya, tentu jumlah jamaah yang ingin menunaikan sholat diperkirakan semakin banyak, sehingga perlu ditambah ruang ibadahnya.

“Ini kan kita ikut membantu juga mereka yang ingin beribadah,” ujar Ikhsan.

 Terhadap jembatan hubung (sky cross) yang menghubungkan ruang lantai dua ke paripurna, selama ini terlihat tidak ada ruang tungggu, sehingga Ikhsan berpendapat perlu dibangun sarana berupa kursi tunggu, yang nantinya selain anggota dewan, juga dibutuhkan rekan media dalam menjalankan tugas jurnalistik.

“Selama ini saya lihat ada yang duduk-duduk di lantai, sehingga kesannya tidak elok,” katanya.

Begitu juga ruangan paripurna, pihaknya menemukan belasan titik kebocoran yang dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan paripurna, jika musim hujan tiba. “Karenanya, kita minta segera diperbaiki,  agar tidak ada lagi kebocoran atau tetesan hujan,” katanya.

Kebocoran juga terlihat di beberapa ruangan yang saluran air berdekatan dengan gedung bank di sebelah gedung DPRD Sumut terlihat macet, sehingga terlihat ada lumpur yang mengganggu saluran air. “Ini juga kita perbaiki,” katanya.

Kemudian terhadap sejumlah ruangan fraksi, pihaknya melihat beberapa sarana yang perlu segera dibuat, di antaranya meliputi ruang rapat. 

“Di fraksi Gerindra, kita lihat tidak ada ruan rapatnya, sehingga perlu kita buat agar mereka bisa melakukan rapat dengan anggota fraksi. Selama ini, ruangan rapat yang ada berada di sisi tengah kamar, sehingga terkesan tidak nyaman,” katanya.

Selanjutnya, Ikhsan menyebutkan terkait rehab rumah ketua DPRD Sumut di Komplek Perumahan Tasbi Medan, dia menyebut kerusakan parah terlihat pada gentengnya, yang memang terlihat rusak.

“Di sana kita lihat sebenarnya ada beberapz titik kerusakan, namun kita lihat utamanya pada kuda-kuda di rumah itu berdasarkan analisa konsultan masih bagus, sehingga tidak diprioritaskan untuk diperbaiki. Dari anggaran Rp 1,2 miliar, akhirnya kita hemat jadi sekitar Rp 612 juta,” kata Ikhsan.

Dari seluruh item itu, Ikhsan menyebutkan, peruntukan anggaran sudah sesuai dengan anggarannya. “Ada juga bahkan yang sejak tahun 2011, tidak ada perbaikan sama sekali, sehingga kita bersikap perlu segera diperbaiki,” pungkasnya. (erniyati)

 

 

 

 

 

Komentar