Jalan lintas Hutan Tanaman Industri (HTI), Kecamatan Torgamba, Labusel.
TORGAMBA
Seluruh masyarakat di jalan lintas Hutan Tanaman Industri (HTI) Kecamatan Torgamba, Labuhan Batu Selatan (Labusel) mengharapkan kawasan tersebut menjadi ruas jalan nasional, agar kemudian dapat ditangani Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumut, Kementrian PUPR di Jakarta.
Hal ini disampaikan Gimang selaku Korlap Jalan lintas Mahato menuju Cikampak-Bagan Batu, setelah mengamati jalan di kawasan itu yang masih berupa tanah.
"Kondisinya saat ini masih jalan tanah dan kalau dah musim penghujan, maka rusaklah jalan lintas tersebut," katanya di ibukota Labusel, Kota Pinang, Kamis (2/3).
Menurutnya, kondisi itu terjadi karena banyaknya kendaraan keluar masuk dan berlalu lalang, yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan kendaraan. Setiap hari, mereka melintasi jalan HTI Kecamatan Torgamba, Labusel Sumut.
Adapun jenis kendaraannya roda 2, mobil pribadi, umum menuju Medan, juga ada kendaraan roda 4, 6 dan 8, serta truk, tronton serta kendaraan bermuatan dengan kapasitas 20- 30-40 ton.
Berdasarkan pantauan, kendaraan itu melewati jalan HTI setiap harinya, dari Mahato menuju Cikampak-Bagan Batu atau pun sebaliknya.
Kendaraan tersebut melintas dari Mahato bermuatan kayu, sawit, getah, inti, tangki bawa CPO, dan lainnya. Begitu juga mobil bawa sembako dari Cikampak-Bagan Batu menuju Mahato Rokan Hulu Riau.
Pada Minggu (5/2/2023 ) siang, di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Rokan Hulu-Riau, lalu lintas sudah mulai lancar.
Kalau sudah di musim penghujan datang, maka hancurlah dan rusak parahlah jalan tersebut. Itu karena kendaraan besar yang muatannya melebihi kapasitas muat.
Apalagi kondisi saat ini jalan tanah, dan dengan begitu banyaknya mobil yang masuk ke Mahato (ke Rokan Hulu) dari Cikampak Labusel juga dari Bagan Batu Rohil.
Begitu juga kendaraan yang dari Mahato menuju Cikampak- Bagan Batu boleh dibilang ribuanlah mobil yang melintas di jalan HTI.
"Kami dari pelaksana jalan di lapangan, mengharapkan kepedulian kita bersama dalam hal perawatan jalan, khususnya kepada pengguna jalan HTI, atau pun dari pihak pengusaha, perusahaan yang selalu melintasi jalan HTI," ujarnya.
Dia menambahkan, bukan pada musim hujan saja dirawat, pada musim kemarau lah saatnya kita fokuskan untuk perawatan jalan HTI Labusel.
"Kita perbaiki mana yang berlobang dan akan kita timbun dengan material lainnya, " tegas Gimang.
Namun itu semua sangat membutuhkan kerjasama dan kesolidan, kepedulian kita semua dalam pengerjaan serta perawatan jalan HTI tersebut.
"Harapan ke depan, semoga secepatnya terealisasi menjadi jalan nasional, agar pemerintahan pusat atau pun dari dinas PUPR menanggapi keluhan dari masyarakat. Kita para pengguna jalan HTI dalam hal ini, kalau nggak kita-kita saat ini peduli, siapa lagi," tutur Gimang. (erniyati)
Komentar
Posting Komentar