MEDAN
Ketua Komisi D DPRD Sumut Benny Harianto Sihotang, mengapresiasi tahapan progres infrastruktur tahun jamak yang kini sudah mencapai di kisaran 49-50 persen. Dewan optimis proyek Rp 2,7 triliun yang dananya bersumber dari APBD Sumut itu, akan rampung akhir tahun 2023.
"Kita apresiasi ada capaian progres yang baik, namun harus terus menerus dikejar sesuai kontrak kerja akhir Desember 2023,” kata Benny, di Medan, Rabu (18/7).
Hal itu dikatakan Benny dalam rapat dengar pendapat bersama Kadis Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Sumut Marlindo Harahap, dan jajaran, termasuk kontraktor utama PT Waskita Karya dan rekanan yang tergabung dalam Kerja Sama Operasional (KSO), yakni PT Pajar Utama (PJU) dan PT Sumber Mitra Jaya (SMJ).
Menurut Benny, proyek strategis ini mengalami perlambatan progres pada tahun 2022 lalu, namun hingga berdasarkan laporan telah mengalami progres yang baik, dengan capaian sekitar 49-50 persen.
“Ini kita apresiasi karena masyarakat sangat menanti proyek jalan dan sarana pendukung lainnya segera selesai, apalagi ini sudah mau akhir tahun, saat masyarakat ingin merayakan Natal dan Tahun Baru,” kata Benny.
Kadis PUPR Marlindo mengatakan, pihaknya bersama kontraktor dari PT PJU dan PT SMJ menyebutkan, proyek infrastruktur pembangunan jalan sepanjang 450 km, saluran drainase maupun pembangunan jembatan/box culvert sepanjang 71 km yang tersebar di 20 titik di kabupaten/kota, terus dikerjakan bersama.
Saat ini, berdasarkan laporan PT Waskita, sebagian besar proyek sudah ada yang mendekati rampung di kabupaten/kota, termasuk Langkat, Asahan dan kota lain. “Secara umum ada progres yang baik, yakni sekitar 49-50 persen hingga Juli 2023, dibanding Juni yang mencapai 43,71% dan pertengahan Mei 2023 masih 38,08 persen,” katanya.
Progres kemajuan proyek itu didorong oleh komitmen Waskita, SMJ dan Pijar Utama yang bertekad menyelesaikan pekerjaan sebagaimana arahan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
“Kontraktor pelaksana terus memacu kinerjanya di lapangan, mereka kejar bahkan siang malam, dan dengan pembangunan fasilitas Asphalt Mixing Plant (AMP) agar suplai aspal tidak terkendala,” jelas Marlindo.
Lebih lanjut Marlindo mengatakan progres proyek Rp 2,7 triliun itu diyakini terus meningkat. Sebab secara bersamaan, pengerjaan proyek-proyek di lapangan terus digenjot.
Ia mencontohkan proyek-proyek jalan, jembatan dan drainase di Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara yang sudah mulai dikerjakan sejak awal Juni 2023. Begitu juga di Tapanuli Utara, Asahan, Tanjungbalai, Samosir, Dairi dan daerah-daerah lainnya.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan di Nias, Marlindo membenarkan terjadi pelambatan, namun kini tim bersama kontraktor PT PJU terus melakukan upaya. “Yang jadi persoalan memang tentang peralatan produksi campuran beraspal panas atau AMP, yang di beberapa daerah mengalami hambatan, terutama untuk uji laboratorium,” katanya.
Tapi sejak 8 Juli lalu, kontraktor sudah mendatangkan peralatan pendukung AMP dengan menggunakan truk dan tiba dengan menggunakan transportasi laut di Pelabuhan Gunung Sitoli.
Dengan kehadiran logistik itu, Marlindo optimis pelaksanan kegiatan infrastruktur di Nias, terutama di Nias Barat dapat dikerjakan. “Untuk menjamin keamanan, peralatan itu dijaga oleh aparat keamanan,” ujar Marlindo. (Erniyati)
Komentar
Posting Komentar