MEDAN
SEKOLAH Menengah Kejuruan (SMK) di Sumut diharapkan jadi alternatif bagi generasi muda dan memiliki masa depan yang bisa memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) khususnya.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Kadisdik) H Asren Nasution pada acara rapat kordinasi percepatan pembentukan BLUD yang berlangsung di Cafe Hotel Ayola, Kabupaten Humbang Hasundutan pada 18 sampai 19 Agustus 2023.
Hadir di sana narasumber seperti dari Direktur Produk Perundangan-undangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri RI, Praktisi BLUD SMK Direktorat SMK Kemendikbudristek RI, praktisi BLUD SMK 5 Surabaya Muhajirin, SH,MM.
Selanjutnya, para Kadisdik kabupaten/kota, Kepala Bidang Disdik, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I – XIV, dan para Kepala Sekolah SMK Negeri.
Juga hadir mewakili Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Biro Perekonomian dan Biro Hukum Pemprovsu.
Menurut Asren, SMK di Sumut jadi alternatif bagi generasi muda dan memiliki masa depan yang bisa memberikan kontribusi nyata sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika berkunjung ke salah satu SMK di Sumut, bahwa SMK harus menjadi kunci kemajuan negara.
“Nah momen ini harus kita manfaatkan, namun terlebih dahulu disiapkan payung hukumnya, regulasinya. Itulah pentingnya BLUD ini, kita menghadirkan Inspektorat, BKAD, Biro Ekonomi dan Biro Hukum,” ujarnya,
“Jika BLUD ini ada ditata dengan benar, mudah-mudahan PAD kita akan terealisasi, sehingga anak didik di SMK lebih percaya diri, dan mandiri baik, dalam lingkungan sosial, maupun dunia pekerjaan. Sebab selama ini Disdik tidak terlalu signifikan memberikan kontribusi pada PAD,” katanya.
Dirinya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Sumut, akan memberikan dorongan dan memfasilitasi kepada lintas sektoral, termasuk lintas kementrian.
“Sehingga diharapkan SMK di Sumut jadi alternatif bagi generasi muda untuk menuntut ilmu yang trampil dan bermanfaat bagi masa depan dan pengembangan ekonomi masyarakat kita,” pungkas Asren.
Berkaitan dengan itu, saat ini regulasi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) mendesak dibutuhkan guna mengembangkan potensi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di daerah ini.
“Saat ini kita membutuhkan regulasi sebagai payung hukum yang diharapkan dapat menjawab masalah terkait pemasaran produk unggulan SMK yang selama belum sepenuhnya terlaksana dengan baik,” kata Asren.
Menurut Kadisdik Asren Nasution, percepatan pembentukan BLUD lahir, dicetuskan dan disepakati pada saat rapat kordinasi SMK se-Sumut pada 19 Januari 2023 di Medan, Bahwa disepakati adanya 6 kan dalam lingkup SMK.
“Pertama apa yang diajarkan itu yang dilatihkan, kemudian dipraktekkan, lalu dihasilkan, apa yang dihasilkan itu yang dipasarkan,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Kadisdik) H Asren Nasution, memberikan penghargaan kepada peserta acara.Nah, terkait apa yang dipasarkan inilah, yang dibutuhkan kemudian adalah regulasi BLUD. “Saya pikir tidak hanya di Sumut, di beberapa provinsi, seperti di Surabaya, Aceh, Nusa Tenggara Barat, DKI dll, sudah lama mengimplementasikan BLUD. Walau sedikit terlambat, Sumut terus belajar dan menyempurnakan di mana titik-titik kelemahan kita,” katanya.
Oleh karenanya, pihaknya berharap BLUD ini bisa menjawab berbagai masalah, terutama berkaitan dengan pemasaran produk SMK. “Kemudian sirkulasi produk, barang atau jasa yang tidak bisa berkembang, karena sebatas belajar dan praktek, namun sulit dikembangkan lebih jauh,” katanya,
Itu karena selama ini hubungan dengan perusahaan sebatas kemitraan, sehingga tidak ada produk yang bisa dipasarkan. Demikian juga dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang belum memberikan kontribusi positip.
Karenanya, Dinas Pendidikan Sumut berharap melalui BLUD ini produk SMK bisa dipasarkan sesuai dengan kompetensi dan keahlian yang dimiliki masing-masing sekolah kejuruan itu,
“Kita bersyukur di tahun 2023 ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan 17 sekolah menengah kejuruan negeri dan swasta di Provinsi Sumatera Utara sebagai SMK Pusat Keunggulan,” ujarnya.
Hal ini menjadi spirit baru agar produk sekolah itu dapat terealisasi, dan sirkulasi produk barang dan jasa menjadi lancar sehingga membuat pihak sekolah bergiarah. “Ada inovasi dari sekolah, jadi tidak statis, yakni masuk, belajar, praktek dan keluar, pulang,” sebutnya. (tim)
Komentar
Posting Komentar