MEDAN
Praktisi Jalan dan Transportasi dan juga Ketua HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) Sumut ini, Ir Burhan Batubara yang merupakan Praktisi Jalan dan Transportasi, mengritik tajam jalan dengan material licin itu di kawasan Medan Polonia , yang sangat menyalahi aturan jalan umum.
"Jadi kekasaran jalan itu wajib kalau enggak dia berbahaya. Dan itu bisa menjadi kegagalan bangunan membuat orang celaka karena kita sekarang ketika jalan masuk komponen atau persyaratan jalan yang berkeselamatan. Itu ada aturannya atau persyaratannya. Misalnya kalau mau serah terima lakukan laik fungsi jalan. Jalannya berkeselamatan atau tidak. Jadi untuk jalan yang licin itu sangat menyalahi jalan umum," tegasnya.
"Bertanggungjawablah yang buat. Mikir dong standarnya ada kalau jalan itu dibuka makanya harus ada uji laik uji jalan. Jadi jalan itu jalan umum harusnya memenuhi syarat itulah.
Okelah karena ini kecil gak dibuat. Tapi sederhana saja ini kesalahan mendasar di licinkan, padahal jalan beton rata-rata dikasari. Karena memang menghindari kecelakaan," kata Burhan.
Lanjutnya kalau bicara estetika jalan sebutnya juga sangat penting tapi tidak kalah dengan peraturan persyaratan jalan, harus tetap mengikuti.
"Bukan mendahulukan estetika tapi keselamatan diabaikan. Itu sangat konyol. Ada peraturan itulah. Salah satu jangan membahayakan pengguna jalan. Makanya ada marka jalan. Berikut lagi itu tidak aman," ucapnya sembari mengaku pada malam sebelum proyek jalan itu dibuka untuk umum ia sempat melintas dan menanyakan mengapa material jalan itu sangat licin namun para buruh menyebutkan mereka hanya menjalankan perintah saja.
Sementara itu, pada video yang beredar tampak sebuah pengendara terpeleset di jalan mirip keramik itu, dan dipinggir jalan juga sejumlah kendaraan berhenti diduga juga korban terpeleset. Disebutkan dalam video itu sudah ada belasan pengendara terpeleset. (Cbud)
Pekerjaan Rekonstruksi Intersection di Jalan Polonia selesai dikerjakan Pemko Medan , pekerjaan yang katanya merupakan landcape pedestrian untuk mendukung trotoar yang sudah dibangun ternyata menuai korban.
Puluhan masyarakat pengguna jalan berjatuhan karena diduga jalan yang terbuat dari bermaterial licin itu membuat jalanan menjadi sangat berbahaya bagi kendaraan yang melintas di jalan itu.
Saat dimintai keterangannya, Arsitek asal Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Abdillah pada Selasa (21/11) mengatakan yang membangun jalan mirip 'Keramik' atau bermaterial licin itu harus ditangkap.
"Disini saja tidak tegas, kalau di luar negeri jika di desain itu menyebabkan kecelakaan bisa menyebabkan pidana. Nah, harus di selesaikan itu siapa yang bertanggung jawab karena membahayakan nyawa. Dicari pasalnya itu. Jalanan itu gak bisa dengan material licin. Harus di tangkap. Makanya korban harus ada yang melaporkan ," tegas Wahyu Abdillah.
Ia menjelaskan harusnya material jalan itu yang paling baik seharusnya aspal yang bisa lengket ke ban. Kalau yang dibangun itu, justru melanggar standar keselamatan yang merupakan syarat dalam membangun jalan.
"Jalan janganlan buat estetika. Tarok ajalah bunga-bunga biar indah. Ini bisa membahayakan pengendara, Palingan estetika itu di pinggir -pinggir jalan kalau ditengah jalan ada kendaraan lewat. Kan ada standarnya ini," ujarnya lagi sembari menekankan agar yang terlibat dipembangunan jalan itu dicopot semuanya.
"Karena harus ada standar keselamatan jalan. Harus diperhitungkan. Ini main proyek saja. Harus ditangkap orang-orangnya harus di proses," katanya. (tim)
Komentar
Posting Komentar