HUMAS PTPN2 RAHMAD KURNIAWAN UCAPKAN TERIMA KASIH SOAL PAGAR BRC KEBUN HELVETIA DI DESA KLAMBIR LIMA KEBUN

MEDAN (Kilasberita65): Humas PTPN2 Rahmad Kurniawan menyampaikan ucapan terimakasih atas pemberitaan menyangkut proyek pagar BRC milik PTPN2 Kebun Helvetia di esa Klambir Lima Kebun.

“Baik Bang, terima kasih informasinya, akan kami cek ke kebun yang bersangkutan Bang,” tulis Kabag Humas Kantor Direksi PTPN2 Rahmad Kurniawan melalui pesan WhatsApp, Rabu (06/12).

Menurutnya, Kantor Direksi (Kandir) PTPN2 di Tanjung Morawa, Sumatera Utara terkejut dan mengaku berterima kasih dengan adanya pemberitaan menyangkut proyek pagar BRC milik PTPN2 Kebun Helvetia di esa Klambir Lima Kebun.

Saat ditanya kapan tim Kandir akan turun dan memeriksa dugaan ada orang dalam yang terlibat dipermainkan proyek pagar, Rahmad mengaku akan segera mengabari. “Nanti saya kabari ya bang,” tulisnya.

Seperti yang telah diberitakan, proyek pagar BRC sepanjang lebih kurang 700 M yang mengelilingi sebagian lahan PTPN2 di Desa Kelambir Lima Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang disebut sebut tak bermutu.

Dikerjakan tak sesuai SOP, main ribak dan kejar tayang. Dengan hasil kerja yang dinilai tak bermutu itu sebagian anggaran yang diperuntukkan diduga tercecer.

Menurut sumber yang sangat layak dipercaya, pengerjaan pagar BRC dimulai sejak awal Agustus 2023 lalu dan sudah selesai pertengahan November. Aggaran yang dikucurkan dikisaran Rp 600 jutaan.

“Sejak dimula pengerjaan ada kejanggalan yang terlihat, pengerjaannya tak sesuai Standard Operating Prosedure (SOP). Di sejumlah titik pondasinya tanpa menggunakan coran slop. Parit yang digali langsung dituangkan coran semen, tak ada slop di sisi kanan kiri tiang penyangga,” katanya.

Tapi di bagian bagian tertentu dikerjakan dengan memakai pondasi slop. Mana yang pakai slop dan mana yang tidak sepertinya sudah didesign. Termasuk pengerjaan di bagian jeruji besi pagar juga terlihat aneh.

Antara besi tiang dengan jerjak terlihat tanpa pengelasan, hanya diikat kawat seadanya. Yang menjadi pertanyaan kenapa pihak Asisten Admi Keuangan teknik/Umum kantor Kebun Helvetia yang notabene adalah sebagai pengawas membiarkan pengerjaan terus berjalan sejak awal.

Seharusnya beri tindakan terhadap pekerja jika mengetahui ada yang tak sesuai SOP. Ada kesan pembiaran, pantas diduga ada sesuatu dibalik jeleknya pengerjaan,” kata sumber yang minta namanya tidak disebut ini.

Dari pengamatan Rabu (06/12/23) sore, pagar yang baru berumur satu bulan itu terlihat seperti sudah tahunan. Di sejumlah titik terlihat tidak simetris mulai condong dan miring.

Dikhawatirkan dalam hitungan bulan bisa roboh seketika.
Kebenaran tentang kurangnya pengawasan sejak awal pengerjaan belum terkonfirmasi kebenarannya.

Mengingat KTU/Asisten Admi keuangan teknik/Umum PTPN2 Kantor Kebun Helvetia Rugun Sitorus yang berusaha ditemui di kantornya desa Kelambir Lima Kebun Rabu (6/12/23) belum berhasil ditemui. Menurut petugas pos Ibu Rugun Sitorus tidak berada di kantor. (tim)

Komentar