NOVEL BENTENG BONJOL KARYA SHAFWAN HADI UMRY LAYAK DIANGKAT KE LAYAR PERAK

MEDAN,

Novel Benteng Bonjol (Edisi 2023) karya Shafwan Hadi Umry layak dijadikan naskah film untuk diangkat ke layar perak.

Hal itu mengemuka pada acara Novel Benteng Bonjol yang dibuka Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Prof Drs Saiful Anwar Matondang MA PhD, di  USU, Medan, Selasa (5/12).

Hadir dalam acara tersebut sejumlah pelajar SMA sekitar Medan, para guru, dosen, dan penggiat seni seperti Porman Wilson, Nevatuhella S Ratman Suras, Kepala SMA-15 Gotman Sianturi selaku koordinator  kepala rayon SMA di Medan

Juga hadir pembedahnya Dr. M. Ali Prawiro, M.A., Ketua Prodi Sastra Inggris UISU dan Drs. Edi Sumarno, M.Hum., dosen sejarah USU).   

Kedua pembedah menyimpulkan bahwa seorang pengarang novel yang berlatar sejarah hendaklah memperhatikan kronologis cerita dan jeli melihat detil-detil peristiwa lingkungan.   

Lebih lanjut Dr. Ali menyarankan agar novel ini dapat ditulis dalam bentuk naskah film untuk konsumsi penonton terutama generasi  z.  

Shafwan Hadi Umry selaku penulis menceritakan proses novel itu ditulis. 

Katanya, bermula pengalaman pergi pulang ke Bonjol dan merekam lokasi pertempuran laskar Tuanku Imam dengan serdadu Belanda. Dari Air Kijang, Marapak, Alahan Panjang,Lubuk Sikaping sampai di Sungai Masang.   

“Kemudian saya mengunjungi Kampung Lotta di Minahasa (Manado 2005). Tempat pembuangan Imam Bonjol," cerita Shawan yang juga Ketua SATUPENA Sumatera Utara, Selasa 5 Desember 2023 malam.

Pada akhirnya, lanjut dia, selama 3 bulan di Oman, naskah ini ditulis ulang menjadi novel. (erniyati)

Komentar