Anggota DPRDSU Zeira Salim Ritonga: Gagal Yakinkan Investor Tempatkan Investasi, Evaluasi Jajaran Direksi Bank Sumut


Anggota DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga.

MEDAN (Kilasberita65): Anggota DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga (foto) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meminta Pj Gubsu Hassanudin untuk mengevaluasi jajaran direksi PT Bank Sumut, yang dianggap tidak serius mengembangkan bank milik Pemprovsu itu.

"Saya minta pimpinan jajaran direksi Bank Sumut dievaluasi atau dicopot, karena mereka dianggap tidak serius mengembangkan bank tersebut, terlihat dari gagalnya pihak direksi untuk membuat bank itu go public," Zeira di Medan, Jumat (26/1).

Wakil rakyat Dapil VI yang meliputi Labuhanbatu, Labura dan Labusel ini merespon PT Bank Sumut yang dipastikan menunda kembali penawaran saham perdananya kepada publik di tahun ini, setelah sempat pula batal melakukan initial public offering (IPO) pada Januari 2023. 

Direktur Utama Bank Sumut Babay Parid Wazdi mengatakan, keputusan menunda kembali IPO perusahaan yang 46,7% sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi Sumut tersebut lantaran menunggu momen yang tepat. 

Menyikapi putusan itu, Anggota DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga, yang juga Bendahara DPW PKB Sumut itu, kecewa berat, dan penundaan itu diduga terjadi karena pihak direksi gagal menyakinkan pihak investor untuk menempatkan investasinya di bank milik Pemprovsu itu.

Hal ini, lanjut Zeira, telah memunculkan pertanyaan dari pihak pemegang saham dan masyarakat, yang tampaknya berpangkal akibat ketidakseriusan direksi Bank Sumut untuk mengembangkan perusahaan.

"Kegagalan ini bukan tanpa sebab, karena dari sisi pelayanan dan kecepatan Bank Sumut dalam menghadapi tantangan bisnis perbankan masih tergolong lambat dan tidak memiliki pengembangan bisnis yang lebih pruduktif," imbuhnya.

Ditambahkannya, Bank Sumut hanya berputar pada bisnis kredit kerja yang pasarnya hanya para pegawai negeri sipil yang berada di bawah naungan Pemprovsu, baik provinsi dan kabupaten/kota.

"Kemudian beberapa kali saya mendengar Bank Sumut gagal menempatkan dana investasinya kepada pihak ke  3. Seperti hilangnya dana invesitasi Bank Sumut pada PT SNP sebesar Rp 177 miliar," katanya.

Selain itu, pihaknya mendengar tahun 2023 Bank sumut juga memiliki piutang macet (kredit macet) pada salah satu perusahaan BUMN sebesar Rp200 miliar lebih.

Dugaan lainnya, piutang lainnya ada  pada perusahaan pengembang bandara Kartajati, Jabar.

"Belum lagi Bank Sumut Unit Syariah juga gagal melakukan spin off bahkan sampai saat ini unit syariah tidak jelas market pasar yang akan ditarget, sehingga antara Bank Sumut Syariah dengan Bank Sumut konvesional, seperti jeruk makan jeruk," sebutnya.

Berstatus Cancelled

Dari catatan, Bank Sumut telah terjadwal melakukan masa penawaran awal atau book building saham pada 5 Januari-18 Januari 2023, dengan saham yang ditawarkan sebanyak 2,93 miliar saham atau 23 persen dari total saham yang dicatatkan. Harga per lembar saham yang dipatok calon emiten dengan kode BSMT tersebut pada saat itu berkisar Rp350-Rp510 per saham.

Dengan demikian, IPO Bank Sumut tahun 2023 kemarin berpotensi meraup dana Rp1,02 triliun hingga Rp1,49 triliun. Namun, usai melakukan penawaran aksi IPO Bank Sumut tersebut mendadak berstatus cancelled di laman e-IPO Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Dirut Bank Sumut Babay mengatakan jajarannya juga belum bisa menentukan langsung strategi untuk memperoleh modal kerja Bank Sumut. Dia menyebut, keputusan diserahkan kepada para pemegang saham. 

Tahun ini, lanjutnya, pihaknya akan melakukan analisa market terlebih dahulu untuk menentukan strategi yang paling tepat. Dia juga tidak memungkiri bank daerah ini bisa menggunakan strategi kombinasi untuk memperoleh tambahan modal kerja. 

“Keputusannya ada di RUPS bulan Februari 2024. Kalau nanti pemegang saham mengambil keputusan untuk penambahan modal di tahun depannya apakah melalui IPO, perpetual bond atau kombinasi keduanya, kita ikutin itu. Tapi yang jelas tahun ini kami akan melakukan analisa market untuk mengetahui plus minus masing-masing strategi perolehan modal itu,” lanjut Babay. (tim)

Komentar